Dua Film Karya Siswa SMKN 1 Luragung Ukir Sejarah Dalam FLS2N Tahun 2022

Dua Film Karya Siswa SMKN 1 Luragung Ukir Sejarah Dalam FLS2N Tahun 2022

Kamis, 27 Oktober 2022
Penyerahan Penghargaan kepada siswi SMKN 1 Luragung


Benang Merah - 'Sejarah' berhasil diukir beberapa siswa SMK Negeri 1 Luragung dalam Festival Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Jenjang SMK Tahun 2022 yang merupakan ajang talenta bagi peserta didik SMK di seluruh Indonesia untuk menunjukkan minat dan bakatnya di Bidang Seni.


Untuk kesekian kalinya SMKN 1 Luragung k embali men catatkan sejarah di dunia film pelajar nasional. Setelah pada tahun 2018 meraih medali Superior Tingkat Nasional di Banda Aceh, kemudian tahun 2019 tertahan hanya sampai juara 2 Tingkat Provinsi Jawa Barat serta tahun 2020 dan 2021 puasa gelar, akhirnya tahun ini SMKN 1 Luragung melalui ekstrakurikuler Bonti Cinema meraih medali perak untuk Film Kategori Dokumenter dengan judul Pangriksa Raksa dan medali perunggu untuk Film Kategori Fiksi dengan judul Sri dalam Festival dan Lomba Siswa Tingkat Nasional (diselenggarakan secara daring oleh LS2N ) Kemendikbud Ristek jenjang SMK tahun 2022 yang melalui Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) pada tanggal 16 September 2022.


Menurut Kepala SMKN 1 Luragung, Yayan Supyan, M.Pd.I, FLS2N merupakan ajang talenta peserta didik di bidang seni dan budaya dengan menggali kearifan lokal untuk menciptakan karya seni mendunia yang diikuti sebanyak 1.660 peserta meliputi jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Sekolah Luar Biasa (SDLB/SMPLB /SMALB). 


Adalah film pendek fiksi yang disutradarai oleh Muhammad Fikri Nuryasin dan ditulis oleh Anggi Amara berjudul “Sri” berhasil meraih medali perunggu. Film ini menceritakan seorang kepala desa K yang asih bernama KOHAR (50) menceritakan tentang didatangi oleh investor INDRA (40) yang i ngin menawarkan sejumlah uang agar sawah kabuyutan di desanya dijual untuk dijadikan perumahan. Di film ini SRI POHACI LARASATI atau yang lebih dikenal sebagai Dewi Sri atau Dewi Padi, adalah sebuah simbol untuk merepresentasikan sawah yang menjadi awal dari ketakutan dan kegelisahan orang orang desa karena akan kehilangan mata pencahariannya jika sawah yang mereka garap dijadikan perumahan, SRI juga takut jika orang orang tidak lagi mempedulikan sawah yang merupakan mata pencaharian utama di desa tersebut. 


“Sebelumnya tidak menyangka bisa meraih medali perunggu. Ini merupakan hasil yang harus dikembangkan lagi dengan cara mengupgrade skill “ ujar Anggi Amara penulis skenario film Sri yang didampingi sutradara Muhamad Fikri Nuryasin. 


Penyerahan Penghargaan kepada siswa SMKN 1 Luragung


Sementara itu, film berjudul 'Pangriksa Raksa' bebrhahsil meraih medali perak. Sutradara film, Reno Pratama Riqqullah menjelaskan bahwa k ata “pangriksa” yang berarti merawat dan “raksa” berarti penjaga dalam bahasa sansekerta jika disatuk an berarti ‘merawat sang penjaga’. 


Film ini menceritakan sebuah batu yang sangat besar berukuran kurang lebih 7 Hektare berlokasi di dusun Banjaran desa Jabranti kecamatan Karangkancana Kabupaten Kuningan. Berawal yang diyakini sebagai penyeimbang alam di kawasan tersebut. Berawal dari tema, yaitu di film ini penulis cerita Dian Kurniawan mengangkat papatah karuhun yang menjadi inti cerita yaitu “gunung kayuan, gawir awian, legok balongan” artinya yaitu gunung tanami pohon, tebing tanami bambu, cekungan jadikan kolam. Pesan inti dari film ini yaitu bahwa kita harus merawat penjaga kita yaitu alam, sebab alam sebagai ciptaan Tuhan selalu menjaga keseimbangan hidup mahluk-mahluk-Nya 


Sama halnya dengan Anggi Amara dan M. Fikri Nuryasin, Sutradara film 'Pangriksa Raksa' Reno Pratama Riqullah juga tidak menyangka hasilnya bisa sejauh ini. 


“Waktu diumumkan film Sri hanya dapat perunggu, saya merasa tidak ada harapan lagi untuk film Pangriksa Raksa. Karena saya pikir tidak mungkin satu sekolah bisa menang dua-duanya. Tapi alhamdulillah dapat juara. Ekspektasi yang rendah malah membuat saya merasa jauh emosional ketika tahu film ini meraih medali perak," ungkap Reno


"Saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh crew FLS2N Dokumenter SMKN 1 Luragung, pembimbing kami Bapak Ahmad Rois Affandi yang tanpa lelah mendidik dan mengarahkan kami selama produksi. Juga tidak lupa untuk Pak Ustadz Kukun Sukmana dan Pak Lurah Dusun Jabranti yang sudah memberikan fasilitas selama kami syuting disana,” ujar Reno. 


Menanggapi prestasi ini, Kepala SMKN 1 Luragung Yayan Supyan, M.Pd.I mengucapkan selamat kepada para pemenang yang sudah berjuang di tingkat nasional. 


"Selamat kepada para pemenang yang sudah berjuang di tingkat nasional. Ini merupakan prestasi yang sangat dibanggakan. Saya berharap, semoga menjadi motivasi untuk melanjutkan budaya prestasi di Jawa Barat," pungkasnya saat ditemui benangmerah.co.id, Rabu (26/10).


.(Irwan)