Jalan Siliwangi Di Pusat Kota Kabupaten Kuningan Tidak Boleh Dilintasi Kendaraan Apapun, Dan pembersihan Kaki Lima

Jalan Siliwangi Di Pusat Kota Kabupaten Kuningan Tidak Boleh Dilintasi Kendaraan Apapun, Dan pembersihan Kaki Lima

Rabu, 24 April 2024
KBO Lantas Polres Kuningan Ipda Cecep Iman Santoso yang lebih akrab di sapa Chepy, serta Kanit Gakum Iptu Martini


BenangmerahJalur Siliwangi mulai dari Cirendang hingga jalan Siliwangi kota, di tutup total, tidak bisa di lintasi ranmor bersumbu Tiga keatas. Bis dan Truck karena ada jaringan larangan mulai dari Cirendang dan Cijoho. Melainkan harus lewat Gunungkeling jika menuju arah Ciamis, yang ke arah Timur lewat Kedungarum, Lampu Merah jika yang mau ke Pasar Baru. Peraturan ini berlaku hingga waktu yang belum bisa ditentukan.


Untuk jalur rute trayek angkot 01, 02 dan angkot 03-04 tidak bisa masuk jalan Siliwangi di tengah kota, "Dari perempatan Citamba masuk kiri ke jalan langlang Buana. Sedangkan Untuk umum, kendaraannya di parkir di Puspa Siliwangi, namun hanya mampu dalam kapasitas 20 unit kendaraan roda 4, sedangkan area parkiran di Langlang Buana kapasitasnya lebih luas hingga mampu menampung kisaran 50 han kendaraan baik roda 4 maupun roda 2.


Iptu Martini Kanit Gakum Res 855 Kng dan Ipda Cecep Iman Santoso (Chepy) KBO Lantas, dalam obrolannya dengan media ini menyebutkan. "Banyak Truk-truk yang minta di buka di jalur Cirendang menuju pusat kota dan yang ke Pasar Baru, mereka para sopir Truk dan mobil Box untuk menurunkan muatannya di pasar baru," sebut Ipda Cecep Iman Santono saat bertugas di Pos jaga Citamba bersama Kanit Gakum Iptu Martini.


Diberlakukannya penutupan jalur Siliwangi oleh Pemda Kuningan ini, menimbulkan kontroversi masyarakat, terutama dari para pedagang dan toko toko serta para sopir angkot, di jalan Siliwangi yang merupakan jantungnya Kota Kabupaten Kuningan menjadi sunyi bagaikan kota mati, tentu saja karena hal ini berdampak cukup besar bagi mereka. Omset para pedagang kelontongan toko-toko Emas, toko toko elektronik menurun, "kalau toko Emas kan biasanya ada rame ada sepi, tapi tidak menurunkan omzet, tapi kalau diberlakukan peraturan seperti ini jelas berkurang," tutur beberapa toko Emas yang sempat di hubungi media ini.


Sejumlah penjabat dan petugas unsur terkait tampak tengah mencari solusi untuk di buka dan diaktifkan kembali jalan Siliwang yang merupakan jantung Kota Kuningan


Sepinya dagang dari pembeli, itu karena si pembeli diharuskan berjalan kaki dari area parkir baik, yang dari area parkir Langlang Buana, ataupun yang dari area parkir Taman Kota serta dari area parkir Puspa Siliwangi. Rata rata pembeli itu jadi malas berjalan kaki, selain itu juga ribetnya membawa barang barang belanjaan, tutur para pemilik Toko yang berjejer di Jalan Siliwangi Kuningan Kota. Selain itu, kata para pemilik toko di jalan siliwangi, kalau suasana seperti ini terus sudah dapat dipastikan akan berdampak pula pada pengurangan pajak penjualan akibat dari kurangnya pembeli, imbuhnya.


Hal senada juga disampaikan oleh para pedagang lainnya, "Omzet menjadi turun karena jarang pengunjung yang makan, semula pendapatan rata rata RP 2 Juta per hari, namun setelah ada perubahan jalan Siliwangi tidak bisa dilewati angkot serta mobil lainnya, pendapat menurun menjadi Rp 1,7 juta perhari. Biasa pendapatan diatas 2 juta perhari, itu dari mulai buka pukul 08.00 sampai pukul 22.00 malam," terang Danda Fadli Nur pengelola RM dan Resto. Ayam geprek Juara, Ayam goreng Majareka, Ayam geprek sembal Ijo, dan sambal terasi,  yang sudah selama hampir Tiga tahun. Berjualan di Jalan Siwangi Kuningan Kota ini.


Keluhan yang tidak begitu jauh dari dampak penutupan Jalan Siliwangi Kuningan Kota ini, adalah dari Toko PS electronic center, Tomy. 


"Repot karena tidak ada angkutan, repot berkurangnya yang belanja, bila di banding suasana jaman Covid dengan aturan pembatasan lalulintas seperti sekarang ini. Masih mending jaman Covid, masih banyak yang belanja, walaupun diberlakukan pembatasan jarak dan harus bermasker. Lah sekarang berkurang banget karena yang mau belanja enggan jalan kaki dan merasa risih dengan barang belanjaan yang harus di angkut ke tempat parkiran," terangnya. 


Rudi si pengelola Bakso ternama di Jalan Siliwangi Kuningan kota, juga merasakan dampak yang ditimbulkan dari larangan berbagai jenis kendaraan masuk Jalan Siliwangi, disertai kepindahan para pedagang kaki lima ke tempat baru di Puspa Siliwangi. 


"Dampak nya sih ada, penurunan omzet, ambil contoh dari minuman penyegar botol, biasanya terjual lebih dari 10 krat, sekarang hanya mampu terjual 4 sampai 6 krat saja, jelas berkurang," kata Rudi mengilustrasikan. (Mans Bom)