Bank Kuningan Dorong Masyarakat Menabung Sampah

Bank Kuningan Dorong Masyarakat Menabung Sampah

Senin, 21 Maret 2022
Direktur Utama Bank Kuningan saat menyampaikan meteri Bimtek


Kuningan, (BM) - Bank Kuningan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kuningan melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengelolaan Sampah Pedesaan di Desa Singkup Kec. Japara, Jumat (18/3). Bimtek tersebut dihadiri oleh kepala desa, ketua BUMDesa, Kepala Sekolah SD dan SMP di dua kecamatatan yakni Kecamatan Jalaksana dan Japara.

Kegiatan tersebut diikuti kurang lebih 70 orang dengan harapan mereka mampu melaksanakan pembinaan kepada warga desanya masing-masing. Guna memilah sampah organik, anorganik dan limbah B3 dari rumah tangga. Sehingga mampu memanfaatkan sampah diolah dan dikembangkan menjadi ekonomi baru.

Direktur Utama Bank Kuningan, Dodo Warda, SE yang didampingi tim manajemen-nya Arief Komara, SE mengungkapkan, hasil pemilahan yang dilakukan warga masyarakat terhadap sampah yang dikonsumsinya diharapkan agar mereka bisa menabung sampah khususnya anorganik karena mudah dikelola dengan cara pilah jual.

“Pengelolaan sampah anorganik itu sangat mudah. Tinggal dipilah dan langsung dijual, berbeda dengan sampah organik dan limbah bahan berbahaya beracun (B3). Harus ada pengelolaan secara baik dan benar. Supaya berhasilguna dan berdayaguna menjadi pupuk organik cair (POC) dan pupuk organik padat,” terang Dodo.

Lebih lanjut, Dodo menjelaskan, teknis pengolahan sampah pedesaan memang domain Dinas LIngkungan Hidup Kab. Kuningan. Namun yang menjadi landasan pemikiran Bank Kuningan adalah mendorong masyarakat menabung sampahnya, di Bank Sampah. Kemudian hasil dari penjualan sampah tersebut di tabung di Bank Kuningan.

“Kita ikut mengedukasi lanjutan dalam perubahan masyarakat dalam pengelolaan sampah. Karena didalamnya terdapat gerakan ekonomi, jika dilaksanakan secara masif maka rupiahnya juga masif. Hal ini, menginsfirasi kami di Bank Kuningan dengan cara mendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi baru ini,” paparnya.

Ada manfaat mendasar, masih Dodo, dalam pengolahan sampah. Diantaranya, masyarakat bisa lebih kreatif dalam mengolah sampah. Misalnya sampah residu dapat dimanfaatkan dengan menghasilkan produk baru yang layak dijual. Seperti plastik keresek dijadikan paving block atau tegel. Permesinnanya bisa membeli dari pabrikan atau juga mendesain sendiri.

Kreatifitas dalam pengelolaan sampah memang jadi penting, sebab tanpa kreatifitas sampah akan tetap menjadi sampah yang menjijikan. Tapi jika dikelola dan diproses dengan baik maka hasilnya berbeda. Contoh lain, sampah organik menjadi pupuk saja membutuhkan eksperimen yang berkelanjutan tidak hanya satu atau dua kali.

“Saya berharap, masyarakat mampu meningkatkan cara pandangnya terhadap sampah supaya diolah dan ditabung. Poin pentingnya itu, tanpa ada perubahan cara pandang maka sampah akan menumpuk dan mengganggu kehidupan manusia baik dari aspek kesehatan manusianya maupun lingkungannya,” pungkasnya.

(YESI)