Musim Kemarau, Pelanggan Tidak Terlayani 24 Jam, Perumda Air Minum Upayakan Sumber Air Baru

Musim Kemarau, Pelanggan Tidak Terlayani 24 Jam, Perumda Air Minum Upayakan Sumber Air Baru

Senin, 26 Agustus 2019
KUNINGAN (BM)  - Selama beberapa tahun terakhir, saat memasuki musim kemarau tiba Perumda Air Minum Tirta Kamuning  kabupaten Kuningan selalu dihadapkan pada persoalan pelanggan yang tidak bisa terlayani 24 jam atau aliran air yang digilir secara bergantian. 

Tentunya ini menimbulkan keluhan dari pelanggan karena pelayanan yang kurang maksimal. Persoalan semacam ini terus terulang setiap tahun terutama di wilayah pelayanan cabang Kramatmulya. Termasuk pelanggan yang berada di beberapa perumahan seperti PMK, Kasturi Perdana, Alam Asri, Grand Kasturi dan perumahan lainnya.

Berkurangnya debit air di musim kemarau merupakan salah satu penyebab layanan air Perumda Air Minum Tirta Kamuning terganggu. Selain itu sejak adanya program MBR, jumlah pelanggan mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Tercatat jumlah pelanggan Perumda Air Minum Tirta Kamuning saat ini mencapai 50.000 pelanggan. Debit air yang berkurang di musim kemarau serta jumlah pelanggan yang terus meningkat, secara otomatis mengakibatkan pelayanan air ke konsumen terganggu dan harus digilir secara bergantian.

Menyikapi permasalahan ini, Direktur Perumda Air Minum Tirta Kamuning pun angkat bicara terkait usahanya dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.

“Kalau wilayah Kramatmulya ini kita coba adakan sumber airnya dari wilayah Cisantana Palutungan. Dari sana sudah kita coba lobi-lobi dengan pemerintah desa, namun memang tidak bisa bekerjasama dengan kita dengan alasan bahwa sumber airnya dipakai oleh masyarakat juga disana,” kata Direktur Perumda Air Minum Tirta Kamuning, H. Deni Erlanda, SE, M.Si dilansir dari ciremaitoday.com, minggu (25/8).

Saat ini pihaknya mengaku, telah melakukan survey lapangan untuk mencari sumber air di titik lain. Misalnya saja di Curug Bangkong, debit airnya cukup tinggi.

“Debit airnya bisa diatas 200 liter per detik, airnya juga terbuang tidak dipakai oleh masyarakat, karena posisi geografisnya itu letak pertanian ada diatas dan sumber airnya dibawah. Otomatis tidak akan mengganggu aktifitas pertanian, malahan luapan air ini langsung mengalir ke sungai, mudah-mudahan kita coba tahun ini untuk berkoordinasi dengan pemerintah desa agar bisa bekerjasama dengan kita,” tandasnya.

Jika hal itu terwujud, Ia berharap, bahwa pelayanan yang kini terganggu di beberapa cabang dapat segera teratasi. Sebab dengan debit air 200 liter per detik saja, dapat melayani ke banyak pelanggan hingga daerah Kuningan Timur.

.(Irwan)