Luput Dari Perhatian Pemerintah, Kondisi SMP SATAP Bantar Panjang Sangat Memprihatinkan

Luput Dari Perhatian Pemerintah, Kondisi SMP SATAP Bantar Panjang Sangat Memprihatinkan

Selasa, 11 September 2018
Kuningan - Dunia pendidikan seharusnya lebih di prioritaskan untuk dikembangkan, karena generasi penerus bangsa yang berkualitas akan lahir apabila mutu pendidikan yang didapatkannya sesuai standar kurikulum dengan sarana prasarana yang memadai di sekolah.
Namun hal itu sungguh jauh berbeda dengan yang dialami SMP SATAP Bantar Panjang, yang terletak di Desa Bantar Panjang, Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan. Gencarnya pembangunan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kuningan, terutama infrastruktur dan termasuk fisik sekolah, tampaknya tidak begitu berdampak positif dan belum sepenuhnya dirasakan oleh sekolah ini, terlihat ada semacam ketidaklayakan dengan kondisi sekolah tersebut, akan tetapi luput dari perhatian pemerintah.
Miris memang, di tengah gembar-gembor Kuningan sebagai Kabupaten Pendidikan, ternyata ada instrumen pendidikan dengan kondisi yang begitu memprihatinkan. Terpantau di lokasi, sebagian besar bangunan sekolah ada dalam kondisi rusak parah.
"Bisa dilihat sendiri, sebagian besar bangunan di sekolah ini memang dalam kondisi rusak, bahkan kalau dipresentasikan rata-rata kerusakannya lebih dari 50%," kata Ewo Taswa, S.Pd selaku Kepala Sekolah, Senin (10/9/2018).
Diungkapkan Ewo, kerusakan terparah ada pada 3 ruang kelas, 1 laboratorium, 1 ruang ptaktikum, dan  1 ruang guru. Bangunan yang sejak berdiri belum pernah mengalami renovasi ini terlihat begitu memprihatinkan sebagai tempat menuntut ilmu bagi siswa-siswinya, pasalnya kondisi atap, dinding, lantai, serta kusen yang rusak dapat mengurangi kenyamanan proses belajar mengajar.
"Kalaupun dalam proses belajar mengajar ada rasa kurang nyaman dari siswa karena kondisi tempat yang seperti ini dapat dimaklumi, karena memang seperti inilah kondisinya," kata Ewo.
Selain kondisi fisik bangunan yang sangat memprihatinkan, kondisi meubelair seperti kursi dan meja siswa yang tampak usang dimakan waktu pun seolah mengisyaratkan bahwa sekolah ini memang sudah lama tidak tersentuh oleh bantuan pemerintah.
"Kondisi seperti ini sudah hampir 7 tahun terakhir, dan selama itu kita berusaha untuk mengajukan bantuan kepada pemerintah, namun sampai saat ini belum ada jawaban, jadi ya mau bagaimana lagi?," keluh Ewo.
Meski demikian, Ewo selaku Kepala Sekolah merasa memiliki beban moral terutama kepada siswa-siswinya. Baginya, kondisi sekolah yang sangat memprihatinkan ini tidak menjadi alasan untuk menurunkan kualitas pendidikan di sekolahnya karena masa depan siswa-siswinya lebih penting dibandingkan apapun.
Ewo hanya berharap pemerintah bisa segera memperhatikan kondisi sekolahnya tersebut agar ada kenyamanan bagi siswa-siswinya dalam menuntut ilmu sehingga bisa menghasilkan lulusan dengan kualitas yang lebih baik lagi.
"Mudah-mudahan tahun 2019 nanti pemerintah bisa membantu sekolah kita ini untuk memperbaiki kondisi fisik bangunannya supaya siswa di sini bisa lebih nyaman lagi belajarnya," harap Ewo.

.irwan