Padat Karya Tunai Sanimas Solusi Desa Rawan Sanitasi

Padat Karya Tunai Sanimas Solusi Desa Rawan Sanitasi

Rabu, 12 Desember 2018
KUNINGAN - PKT Sanimas, dari Kementerian PUPR bertujuan untuk meningkatkan akses sanitasi layak, khususnya bagi MBR. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, akses sanitasi layak di Indonesia pada 2017 mencapai 76 persen.

Tersedianya infrastruktur sanitasi diharapkan dapat mengurangi jumlah praktik buang air besar sembarangan di Indonesia, yang masih banyak dilakukan masyarakat.

“Kementerian PUPR terus berupaya memenuhi target 100-0-100 pada 2019, yakni tersedianya 100 persen akses air minum aman, 0 persen kawasan kumuh, dan 100 persen akses sanitasi layak bagi masyarakat,” kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, beberapa waktu lalu.

Untuk Kabupaten Kuningan sendiri terdapat 10 desa yang mendapatkan Program PKT Sanimas. 7 desa diantaranya bahkan berbarengan dengan Program Germas dari Kementerian Kesehatan.

2 diantaranya adalah desa Ciputat kecamatan Ciawigebang dan desa Sagaranten kecamatan Karangkancana.

Setiap desa mendapatkan dana sebesar Rp300 juta untuk pembangunan jamban dan septic tank, baik individu maupun komunal, yang dapat digunakan 37 kepala keluarga. Tenaga kerja yang dilibatkan setiap desanya sebanyak 30 orang.

Ketua KSM Tirta Cisindu Anang
 (kanan),Ketua Pelaksana Amin (kiri)
Menurut Ketua KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) Tirta Cisindu desa Ciputat kecamatan Ciawigebang, Nanang Sunadi, program ini dilaksanakan dengan sisitem padat karya dimana masyarakat betul-betul dilibatkan dalam program Sanimas ini melalui Kelompok Swadayya Masyarakat.

“Kepanitiaan program ini adalah pengurus dan anggota KSM  Tirta Cisindu yang melibatkan unsur masyarakat desa”, ujar Sunandi didampingi Ketua Pelaksana Amin saat ditemui beberapa waktu lalu.


Ketua KSM Sagara Berseri, R. Abdul Mustofa
Di tempat terpisah ketua KSM Sagara Berseri desa Sagaranten kecamatan Karangkancana, Rustam Abdul mustopa menjelaskan, masyarakat diberdayakan sebagai pelaku utama pembangunan fasilitas sanitasi di desanya, sementara KemenPUPR, melalui Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman (PSPLP) Provinsi Jawa Barat, Ditjen Cipta Karya, menyediakan Fasilitator Kabupaten (Faskab) dan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) untuk memberikan pendampingan teknis dan administrasi anggaran.

“Insya Allah pembangunan PKT sanitasi ini bisa rampung bulan Desember ini. Progres pekerjaan sekarang sudah mencapai 60 persen”, jelas R. Abdul Mustofa saat dikonfirmasi awak media di lokasi pekerjaan, Senin (10/12).

Baik Nanang maupun Abdul Mustofa berharap Program Padat Karya ini dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan tempat tinggalnya, dengan tidak buang air besar di hutan belakang rumah maupun di sungai, sehingga rentan terhadap penyakit, seperti diare. 

Kedepan KSM juga bertanggung jawab dalam pemeliharaan. Sehingga program ini dapat rasakan manfaatnya oleh masyarakat secara berkelanjutan.

.Irwan