SMKN 3 Kuningan Tingkatkan BLUD Melalui Penguatan TEFA
KUNINGAN, (BM) - BLUD SMKN 3 Kuningan adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Kuningan yang berstatus sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), artinya memiliki otonomi lebih dalam pengelolaan keuangan dan operasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan, berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 127 Tahun 2021. Sekolah ini menawarkan berbagai jurusan kejuruan seperti Desain Komunikasi Visual, Teknik Ketenagalistrikan, dan Teknik Otomotif, serta aktif menerima siswa baru melalui SPMB, seperti yang terlihat di media sosialnya.
Dalam perjalanannya sebagai sekolah BLUD, SMKN 3 Kuningan memang masih menempati ranking 28 dari 32 sekolah yang ditunjuk sebagai SMK BLUD. Hal ini mungkin dikarenakan sudah lamanya sekolah ini dijabat oleh beberapa PLT kepala sekolah secara bergantian. Oleh karena itu melalui kepala sekolah definitif yang baru menduduki beberapa bulan memiliki motivasi dalam mendongkrak ranking BLUD SMKN 3 Kuningan.
Menurut Kepala SMKN 3 Kuningan Jawa Barat, Saidun, M.Pd (56), yang didampingi wakasek humas Heni Arhani, S.Pd, MM (55) berikut wakasek kesiswaan H. Nandar Sumarna, S.Pd (58), BLUD sekolah ini perlu ditingkatkan dengan penguatan Teaching Factory (TEFA).
"Bila dikelola dengan baik sebetulnya SMK BLUD ini bisa sangat bermanfaat. Dengan potensi yang ada disini, sekolah bisa memperoleh profit dari pelayanan jasa dari berbagai bidang. Profit ini nantinya bisa kita gunakan untuk peningkatan mutu pelayanan pendidikan di SMKN 3 Kuningan," ungkap Saidun dengan nada optimis beberapa waktu lalu saat ditemui di ruang kerjanya.
Saidun juga menambahkan, SMKN 3 Kuningan sebagai sekolah negeri tidak boleh kalah dengan SMK swasta dalam menjalankan tupoksi sebagai SMK BLUD. Dirinya berharap seluruh tenaga pendidik di sekolah ini bisa ikut mendorong program tersebut.
"Dalam mendorong program ini nanti kita juga bekerjasama dengan beberapa perusahaan besar dengan penguatan TEFA," tambahnya.
Dijelaskannya, Teaching Factory (TEFA) di SMK adalah model pembelajaran inovatif yang menciptakan suasana dan proses kerja industri nyata di sekolah, mengintegrasikan kurikulum dengan produksi barang/jasa standar industri, agar siswa lulusan SMK punya hard skill dan soft skill siap pakai, meningkatkan kompetensi, kewirausahaan, dan keselarasan dengan kebutuhan DUDI (Dunia Usaha dan Industri). Ini bukan sekadar praktik biasa, tapi menjadikan unit produksi sekolah sebagai pabrik mini yang menghasilkan produk bernilai jual, dengan standar, prosedur, dan kualitas industri sesungguhnya.
(One)





