Ini Pesan Rizieq Tentang Pilpres 2019

Ini Pesan Rizieq Tentang Pilpres 2019

Sabtu, 11 Agustus 2018
Jakarta - Ketua Umum PA 212, Slamet Ma’arif mengaku telah mendapat pesan dari Rizieq Shihab menanggapi perkembangan politik jelang Pemilu dan Pilpres 2019. Tokoh FPI itu menyampaikan pesannya kepada Slamet melalui aplikasi whatsapp dari Arab Saudi.

“Di pesan itu, Habib Rizieq meminta kepada ulama dan umat Islam, khususnya jajaran pengurus FPI dan GNPF Ulama serta PA 212 dengan semua sayap organisasinya dan simpatisan di Indonesia, agar tetap tenang dan sabar, tetap Istiqomah dalam satu komando ulama,” demikian keterangan tertulis Slamet kepada wartawan pada Jumat (10/8/2018), hari ini.

Slamet menambahkan Rizieq mengimbau agar umat Islam memberi kesempatan kepada para ulama dan sejumlah tokoh seperjuangan yang sedang mengupayakan ijtihad politik melalui Ijtima Ulama II. 

“Selama proses ijtihad politik berjalan, diserukan kepada semua pihak untuk tidak mengeluarkan pernyataan atau melakukan perbuatan apa pun yang merendahkan harkat dan martabat pihak mana pun,” kata Slamet mengutip pesan Rizieq.

Slamet mengatakan Rizieq berharap umat Islam di Indonesia menjaga persatuan dan kesatuan dengan mengedepankan aqidah, syariah dan akhlaqul karimah dalam menghadapi proses politik pada 2019. 

GNPF Ulama sebelumnya menggelar Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional di Menara Peninsula, Jakarta Barat, pada 27-29 Juli 2018. Hasil ijtima itu merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai capres serta Ustaz Abdul Somad dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri sebagai cawapres.

Rekomendasi itu disampaikan ke sejumlah partai, yakni Gerindra, PKS, dan PAN. Ketiga partai itu turut diundang dalam pembukaan Ijtima Ulama. 

Akan tetapi, belakangan koalisi tiga partai itu bersama Demokrat memutuskan mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Duet ini menantang pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019. Kedua pasangan itu telah mendaftar ke KPU pada hari ini. 

Partai-partai koalisi pendukung Prabowo, terutama PKS, yang semula enggan menyetujui Sandiaga sebagai pendamping Prabowo—karena bersikeras ingin mengawal hasil ijtima ulama—belakangan bersepakat dengan Gerindra. Saat deklarasi pada Kamis malam kemarin, Presiden PKS Sohibul Iman mengakui Sandiaga bukan santri tulen. Tapi, dia menyebut bahwa Sandiaga layak disebut santri post islamisme. 

.roy