Ido Si Bocah Indigo Asal Kuningan

Ido Si Bocah Indigo Asal Kuningan

Jumat, 21 September 2018
Ido saat menangani pasien penyakit non medis
Kuningan - Dikaruniai kemampuan yang tidak dimiliki oleh orang lain tentunya menjadi sebuah keistimewaan tersendiri bagi Ridho Rahman Saputra (12). Bocah kelas 6 sekolah dasar asal Desa Bayuning Kecamatan Kadugede ini namanya memang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Kabupaten Kuningan.

Jika kebanyakan bocah seumurnya terkenal karena prestasi akademis di sekolah, berbeda dengan Ido yang justru terkenal karena kemampuannya untuk berkomunikasi dengan makhluk-makhluk dari dimensi lain.

Ditemui benangmerah.co.id saat berada kediamannya di Desa Bayuning Kecamatan Kadugede, Jum'at (21/9/2018), bocah yang akrab disapa Ido ini menceritakan awal mula dirinya memiliki kemampuan tersebut.

"Awalnya sih pas Ido masih sekolah kelas 2 SD dulu," ujar Ido.

Dikisahkan Ido, bahwa kala itu dirinya pernah didatangi oleh dua sosok laki-laki dan perempuan yang tidak ia kenal dan mengatakan akan menjaga dan membantu dirinya, dari situlah kemampuannya untuk melihat dan berkomunikasi dengan makhluk-makhluk astral muncul.

"Awalnya Ido didatengin sama kakek-kakek yang pakai baju putih dan perempuan yang pakai baju hijau, terus mereka bilang mau jagain dan ngebantui Ido," tutur Ido.

Bagi bocah seusianya, apa yang baru dialaminya tersebut tentu belum begitu dimengerti. Namun, tidak lama setelah pertemuan dengan dua sosok tersebut dirinya menjadi sering diperlihatkan berbagai penampakan-penampakan makhluk-makhluk dari dunia lain di sekitarnya.

"Pas habis ketemu sama kakek baju putih sama perempuan yang baju hijau itu Ido jadi sering liat penampakan, karena awalnya takut, Ido sering cerita ke bapak," ungkap Ido.

Cerita dari anaknya yang sering melihat penampakan makhluk-makhluk astral itulah yang membuat sang ayah, Arif Rahman mencari pakar spiritual untuk berkonsultasi tentang apa yang dialami anaknya saat itu.

"Saya konsultasi tentang keadaan anak saya sama salah seorang spiritualis yang saya kenal, di situ saya dijelaskan tentang kemampuan yang dimiliki oleh anak saya dan diminta untuk menjaga anak saya karena katanya ke depan anak saya akan bisa menolong orang dengan kemampuannya itu," tutur Arif.

Dari situ, mulai banyak masyarakat baik dari sekitar daerah tempat tinggalnya bahkan dari luar kota yang berdatangan ke kediaman Ido untuk berkonsultasi atau menyampaikan berbagai keluhan penyakit non medis. Arif sendiri merasa bingung, dirinya kala itu tidak pernah mempromosikan kemampuan anaknya namun tiba-tiba banyak yang datang ke kediamannya.

"Saat itu saya bingung banyak yang datang ke sini untuk konsultasi dan berobat kepada Ido, padahal saya tidak pernah promosiin Ido. Yang bikin aneh lagi, ada salah seorang tamu yang berasal dari luar kota yang mengaku pernah bertemu dengan seseorang yang menyuruhnya menemui Ido," ujar Arif.

Selama ini diakui Arif, bahwa anaknya telah berhasil membantu berbagai permasalahn yang dihadapi oleh orang-orang khusunya yang berkaitan dengan penyakit non medis. Biasanya, teknis pengobatan gangguan non medis yang digunakan Ido untuk mengobati pasiennya adalah dengan teknik mediumisasi.

Dari sekian banyak pengalaman Ido dengan kemampuannya itu, pengalaman membersihkan salah satu gedung milik televisi swasta di Indonesia dari gangguan makhluk-makhluk astral menjadi pengalaman yang sangat luar biasa. Karena, selain sangat sulit mngusir makhluk-makhluk tersebut, jumlahnya pun cukup banyak sehingga tidak cukup waktu sehari untuk menyelesaikannya.

"Dulu Ido pernah disuruh ngebersihin gedung milik salah satu tv swasta, ngeberesinnya gak cukup sehari karena kata Ido sulit sekali ngusirnya, jumlahnya juga banyak," kata Arif.

Meski demikian, bagi Arif, seperti apapun kemampuan yang dimiliki anaknya sekarang, Ido tetaplah anak yang harus memiliki kehidupan yang sama dengan anak seusianya, sehingga Arif pun tetap memprioritaskan pendidikan bagi putranya tersebut di atas segalanya.

"Waktunya sekolah Ido harus tetap sekolah, waktunya bermain pun demikian, saya tidak mau karena kemampuannya saat ini, hak dia untuk menikmati dunianya terganggu, apalagi hak dia untuk memperoleh pendidikan, itu yang utama," tandas Arif.

.red