PWI Kabupaten Kuningan -->

Kategori Berita

Benang Merah: PWI Kabupaten Kuningan

Iklan Halaman Depan

Masukkan kode iklan di sini. Diwajibkan iklan ukuran 400px x 250px. Iklan ini akan tampil hanya di halaman utama.

News Feed

Tampilkan postingan dengan label PWI Kabupaten Kuningan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PWI Kabupaten Kuningan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 25 November 2023

Rokhmat Ardiyan: PWI harus Tetap Kritis Terhadap Kepentingan Masyarakat Dalam Menyikapi Perkembangan

Usai SW anggota dan oengurus PWI Kuningan, fose bersama sang pe gusaha terkemuka Rokhmat Ardiyan


Benangmerah, PWI ini kan sebuh organisasi tertua di Indonesia yang telah banyak melahirkan tokoh tokoh besar, diantaranya Wapres Adam Malik, ada yang jadi Menteri juga ada yang jadi anggota bahkan Ketua Dewan, Jakob Utomo, Dahlan Ihksan, Surya Paloh dan banyak lagi tokoh tokoh nasional.


Salut lah pada PWI tentunya dari jurnalis pun tidak sedikit yang jadi pejabat-pejabat, jadi pengusaha. Jurnalis kan lembaga yang dekat dengan masyarakat yang tau tentang kesulitan dan persoalan persoalan masyarakat, sejarah PWI itu banyak mencetak tokoh tokoh hebat, dan tentunya untuk Kuningan pun PWI banyak sekali kontribusi yang sudah diberikan dalam hal kontrol sosial bagi lembaga pemerintah baik itu eksekutif maupun Legislatif. Kata Rohmat Ardian yang mencaleg DPR RI partai Gerindra Dapil 10 Jabar ini.


"Saya berharap PWI tetap mengkritisi di dalam menyikapi persoalan persoalan yang dihadapi masyarakat, tanpa media massa demokrasi akan runtuh, karena salah satu pilar demokrasi adalah pers, jadi wartawan atau jurnalis sangat penting sekali media memberikan wawasan kebangsaan demokrasi, jadi Saya ucapkan terima kasih teman teman pers yang hadir disini," tutur Rohmat Ardian seorang pengusaha terkemuka yang dikenal dekat dan derma terhadap masyarakat. 


Lalu mimpi besar apa nih personal personal PWI tentunya punya harapan, dan Saya sebagai pengusaha pun mengamati perkembangan PWI, ujar Rohmat Ardian menawarkan. Mengamati terutama keguyuban kegotong royongan yang sudah di bangun, dan nanti akan terpilih dalam konferensi PWI siapapun yang terbaik. Saya harap pertemuan ini ada semacam ide atau gagasan yang ingin kita capai bersama. Bisnis Ini ini merupakan sesuatu yang sangat menarik, "ada sembilan rizki dalam usaha bisnis perdagangan, dari usaha, salah satu rizki ya profesi, dokter, pegawai negeri dan yang lain lainnya,"sambungnya


Satu hal yang perlu di catat, sambung pebisnis sukses ini. 50 persen uang yang beredar di dunia dikuasai oleh orang yang 1 persen, 10 persen uang yang beredar di dunia dikuasai oleh orang yang 5 persen. Berdasarkan penelitian di Singapura, kredit Swis seandainya uang itu di bagi rata seluruh penduduk dunia di tahun di tahun 2014 maka setiap orang kebagian 24 milyar. Setelah uang itu dibagi rata kepada seluruh penduduk di dunia, apa yang terjadi setelah 5 atau 10 tahun yang akan datang, orang yang menerima 24 milyar itu akan kembali lagi miskin, kenapa? Karena tidak mempersiapkan diri untuk menjadi mental pengusaha mental entrepreneur, terang Rokhmat Ardiyan.


Mental pengusaha adalah investasi bagaimana agar uang bekerja, dan Saya hanya tidur tiduran santai bisa jalan jalan uangnya bekerja, sementara orang yang tadi kemudian uang yang 24 milyar itu di pake untuk jalan jalan, untuk shoping untuk beli mobil mewah, bikin rumah megah jalan jalan berpesawat megah, karena digunakan kepada yang bersifat konsumtif habis uangnya. Yang punya uang akan kembali kepada pengusaha yang punya Rumah Sakit, hotel, yang punya pabrik mobil yang punya dealer yang punya Tas Harmes, yang punya Jam Rolex uang itu akan kembali lagi. 


Nah buat teman teman bagaimana agar tanpa kita bekerja uang mengejar kita uang itu kakinya 4 sedangkan orang itu kakinya 2, kalau uang dikejar kejar karena kakinya 4 itu bisa lari, tapi bagaimana kita di kejar kejar uang. Ini tentunya kita harus punya manside berfikir, punya gagasan, tindakanmu akan menentukan rizkimu, langkahmu akan menentukan keberhasilanmu, jadi hari ini apa yang kita perbuat akan menentukan masa depan, tutur Pengusaha besar ini memberikan gambaran, (Mans Bom)

Dalam SW Dengan PWI, Anggota DPRD Ini Berharap Media Massa Ada Di Masyarakat

Usai safari SW dengan anggota DPRD Ikhsan Marzuki, fose bersama awak media anggota PWI Kabupaten Kuningan


Benangmerah, Saya yakin teman teman wartawan sudah hatam semua apa peran dan pungsi pers dalam jurnalistiknya, demikian awal percakapan Kang Ikhsan Marzuki anggota DPRD Kabupaten Kuningan dengan awak media dari PWI dalam sebuah Sharing Wawasan jelang konferensi PWI Kuningan 2023-2024, di Rumah Makan Kita, Kamis (23/11/2023)


Eksistensi wartawan di dunia jurnalistik sekarang, memang perlu ada rekonstruksi internal di masing masing medianya itu sendiri. Kalau dulu media itu lebih banyak dikuasai oleh pihak pihak yang memiliki kekuatan modal, karena untuk ukuran kita kita berat kalau mau membuat sendiri. Tapi sekarang dengan berkembangnya teknologi bisa merubah tatanan, bagi media media yang tidak mau merekonstruksi diri mengikuti perkembangan teknologi akan tertinggal, dulu dengan budaya baca, maka dengan perkembangan teknologi sekarang orang tidak lagi perlu bawa koran atau majalah kemana mana, karena semua ada di Hand Phone, dan ini bisa merubah semua tatanan masyarakat dari budaya baca sekarang jadi budaya lihat dan dengar melalui audio visual.


Tentunya ini, lanjut Kang Ikhsan, bagi Saya hanya sharing saja yang tentunya semua sepakat diperlukan adaptasi terhadap perkembangan teknologi media, disatu sisi perkembangan ini, jujur saja bagi yang tidak siap berubah itu ditinggalkan, terutama media cetak sekarang sudah banyak yang tidak eksis lagi, kalaupun ada ya jangkauannya menjadi lokal, tidak seperti dulu Nasional. Berkembangnya teknologi justru membuka kesempatan bagi teman teman pegiat media dengan Jurnalistiknya itu bisa mengakselerasi diri bahkan mungkin di kuningan ini media lokal bisa mengalahkan media media yang dulu pernah besar.


Perubahan teknologi ini satu sisi dengan teknologi membawa hikmah bagi pegiat jurnalistik, suatu kesempatan bagi yang benar benar mencintai profesi wartawan karena tak jarang isu isu besar hingga nasional itu timbul dan diangkat dari media lokal. Ini karena lemahnya media besar tidak sampai ke daerah daerah kecil, padahal berita berita yang patut untuk di angkat menjadi nasional itu ada di daerah, tinggal bagaimana kita mengemas suatu peristiwa biasa dalam tulisannya menjadi luar biasa itu tergantung kita penggalian gagasannya angelnya.


Tayangan berita berita yang disukai pembaca itu adalah berita pendalam suatu peristiwa yang banyak membutuhkan nara sumber yang kemudian dirangkum dari berbagai sudut pandangnya hingga terbongkarlah penyebab dari peristiwa itu. Ikhsan yang sempat menggeluti dunia jurnalistik alumni jurusan Fikom Universitas padjadjaran Bandung ini mengilustrasikan peristiwa lama yakni tenggelamnya Tampomas dan ternya tenggelamnya kapal tersebut berdasarkan hasil penelitian menggunakan mekanik mekanik bekas, karena si wartwan itu terus menggali potensi bahan yang akan di jadikan sebuah berita luar biasa, jadi tidak hanya sekedar menyebarluaskan informasi namun isi dari sebuah informasi itu memiliki nilai berita atau news values. Kalau informatif itu hanya bersifat apa siapa di mana, tapi aspek mengapa dan bagaimana nya itu dengan demikian nanti bisa dilihat apakah eksistensi media itu bisa bertahan atau tidak, kalau menurut Saya tergantung temen teman bisa menggali dari istilah mengapa dan bagaimana nya.


Saya berharap tentunya teman teman PWI bisa terus mengupgrade baik dirinya sendiri maupun media nya sehingga di Kuningan ada media yang punya kekuatan minimal jadi rujukan di Jawa Barat. Kalau tadi perannya itu sebagai penyebaran informasi, tapi media yang fokus kepada kepentingan masyarakat akan jauh lebih baik dan bisa bertahan dibanding media media yang sifatnya menjadi corong pemerintah ataupun corong penguasa," tutur Ikhsan berharap.


jadi media itu harus ada didalam kepentingan masyarakat, masih kata Ikhsan. Saya berharap kedepan PWI ini bisa lebih menggali pada Dua faktor tadi yaitu Way dan How nya. Saya yakin klau itu yang dikejar nara sumber akan lebih hati hati memberikan informasi karena akan terbuka kepentingan kepentingan kelompok yang tidak bisa di oven karena indek reforting ini merupakan penulisan indek reforting ini merupakan penuliasan secara mendalam berbeda dengan berita yang bersifat informatif itu tadi, terang Ikhsan Marzuku dalam SW dengan PWI (Mans Bom)

Kamis, 23 November 2023

Ketua DPRD Kuningan Mengapresiasi PWI Terselenggaranya SW Jelang Konferensi

Anggota, Ketua dan pengurus PWI Kabupaten Kuningan, fose bersama Ketua DPRD Nuzul Rachdy Usai Sharing Wawasan rangkayan gelaran konferensi PWI 2023


Benangmerah, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) merupakan sebuah organisasi profesi Wartawan tertua di Indonesia, tentunya dibekali dengan ilmu Jurnalistik sehingga wartawan disebut sebuah pekerjaan mulia, dengan memegang teguh integritas kewartawanan. Oleh sebab itu Ketua DPRD Kuningan mengapresiasi PWI jelang konferensi PWI melakukan safari Sharing Wawasan (SW).


Seingat Saya PWI ini merupakan organisasi Kewartawanan yang paling tua karena baru pertama kali ada di indonesia sebelum masa reformasi dan sebelum ada organisasi kewartawanan lainnya sehingga eksistensi PWI harus lebih baik dari organisasi yang lainnya, "Kita harus menikmati dan mensyukuri buah dari reformasi ini karena kita tidak berada dalam ruang kosong, tapi kita berada pada satu persaingan yang harus diambil hikmahnya, persaingan organisasi selain dari PWI ada beberapa organisasi lainnya maka PWI yang merupakan organisasi pelopor di Indonesia harus bisa dijadikan contoh terutama dalam menjalankan tupoksi kewartawanan," papar Ketua DPRd Nuzul Rachdy.


Sosok Nuzul Rachdy yang kental terhadap perpolitikan namun sebelum karier politiknya melesat hingga sekarang menjadi Ketua DPRD, sebelumnya pernah menjadi wartawan, antara tahun 1994-1996 di beberapa media massa dan juga pernah membidangi lahirnya media cetak lokal, ya itu koran Kuningan Pos serta Majalah Linggajati, saat itu juga Nuzul Rachdy pernah menjadi pengurus PWI sebagai sekretaris. Saat itu Kantor PWI di Jalan Aria Kamuning tepatnya di Belakang Kuningan Plaza yang sekarang jadi Taman Kota. "Saya sering nongkrong di Kantor PWI itu mengisi waktu sambil berdiskusi tentang rencana pemberitaan, bagaimana agar hasil karya Jurnalistik kita di media massa itu di baca dan dikagumi pembaca, dan Saya masih ingat teman teman kita yang kini sudah mendahului kita," kenangnya.


Ia bercerita tentang dunia kewartawanan. "Sebenarnya saya tidak punya basic pendidikan jurnalistik namun karena Saya hobi tulis menulis, pada waktu itu Saya menulis Puisi Prosa, Esay, Artikel, Piature dan lain sebagainya karena Saya seneng dan tak jarang menulis di Tabloid Pesona Indonesia dan di Koran Inti Jaya, akhirnya Saya diajak bergabung di PWI. Meski di Inti Jaya Saya tidak lama, namun Koran Inti Jaya itu satu satunya koran yang memang berhadapan dengan Rezim Orde Baru pada saat itu dan kita pada pemberitaan pemberitaan pergerakan, termasuk pada saat terjadinya peristiwa Kudatuli (Kudeta Dua puluh Tujuh Juli) terjadi perseteruan politik di tubuh Partai PDI antara Ibu Megawati dengan kelompok Suryadi," papar Nuzul.


Kedewasaan Saya berpikir, lanjut Nuzul Rachdy, kedewasaan Saya dengan masyarakat itu tidak terlepas dari pengalaman ketika Saya di dunia Jurnalistik, menurut Saya Wartawan itu pekerjaan yang sangat mulia kalau kita dalami kalau diresapi dan dijiwai, kenapa karena profesi wartawan dengan jurnalistiknya dituntut untuk bisa memahami banyak hal dalam wawasan Nuzul mengilustrasikan dalam pandangan hukum wartawan harus punya dasar hukum juga tentang Kesehatan kita juga harus tahu, maka materi yang akan jadi pembahasan harus di pelajari dan fahami dulu. Maka jangan engan belajar karena belajar itu tidak ada salahnya dan dan tidak ada ruginya, belajar itu sepanjang masa, karena belajar itu tidak hanya dari sekolah dari buku tapi belajar bisa juga dari pengalaman orang, tutur Nuzul Rachdy memotivasi. (Mans)

Sabtu, 22 Juli 2023

Eks Ketua PWI Kuningan Merasa Dicemarkan, Fotonya Digunakan Orang Minta Uang Ke Korlantas Mabes Polri

Foto Eks Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Kuningan periode 2014-2017 & 2017-2020, Iyan Irwandi yang digunakan dalam Whatsapp orang yang mengaku wartawan bernama Arya Sabar Ramadhan untuk meminta uang ke Korlantas Mabes Polri


Benangmerah, Eks Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Kuningan periode 2014-2017 & 2017-2020, Iyan Irwandi merasa nama baiknya dicemarkan setelah fotonya digunakan dalam Whatsapp orang yang mengaku wartawan bernama Arya Sabar Ramadhan.


Orang tersebut meminta uang ke Korps Lalulintas (Korlantas) Mabes Polri dengan alasan untuk kelancaran kegiatan liputan PWI selama 2 minggu ke Banjarmasin.


Untuk memastikan kebenarannya, pihak Korlantas Mabes Polri melakukan klarifikasi kepada pihak PWI Pusat sambil memberikan screenshot foto dan nama yang dipasang di whatsapps (WA)bersangkutan serta isi percakapan yang dikirim orang tersebut. 


Akibat kejadian ini, pihak PWI Pusat langsung melakukan koordinasi dengan sejumlah daerah dan wartawan senior untuk mengetahui, apakah ada anggota yang bernawa Arya Sabar Ramadhan.Termasuk menelepon Ketua PWI Kabupaten Kuningan, Nunung Khazanah.


"Saya mendapatkan telepon dari Pak Prapto PWI Pusat. Dia menanyakan apakah di Kuningan ada anggota yang namanya Arya Sabar Ramadhan atau tidak," ucap Ketua PWI Kabupaten Kuningan, Nunung Khazanah, Sabtu 22 Juli 2023.


Nunung lantas memberikan klarifikasi bahwa nama tersebut tidak ada dalam keanggotaan PWI Kabupaten Kuningan tetapi foto yang digunakan atas nama Arya Sabar Ramadhan adalah foto mantan ketua PWI Kuningan, Iyan Irwandi.


Namun dirinya memastikan bahwa tidak mungkin hal tersebut dilakukan oleh yang bersangkutan, apalagi sampai meminta uang ke Korlantas Mabes Polri.


Mantan Ketua PWI Kuningan, Iyan Irwandi membenarkan jika fotonya diduga dicatut oleh orang yang bernama Arya Sabar Ramadhan. Karena sebelumnya ia mendapatkan informasi dari penguji uji kompetensi wartawan (UKW).


Bahwa di group WA para penguji UKW se-Indonesia ada informasi tentang adanya wartawan bernama Arya Sabar Ramadhan yang meminta uang ke Korlantas Mabes Polri tetapi menggunakan foto mantan ketua PWI Kuningan.


Dengan adanya informasi tersebut, ia langsung menghubungi pengurus PWI Pusat, Prapto untuk melakukan klarifikasi karena tidak merasa melakukan hal itu tetapi foto yang digunakan oleh Arya Sabar Ramadhan adalah fotonya dirinya.


Foto tersebut bisa dengan mudah diambil di instagram dan facebook pribadi yang bersangkutan karena pernah diunggah. Selain itu, foto tersebut sering digunakan untuk pelengkap berita di beberapa media online ketika dirinya masih berkapasitas sebagai ketua PWI.


"Saya juga menelepon Pak Sekretaris Umum (Sekum) PWI Pusat, Mirza untuk mengklarifikasi hal tersebut karena merasa dicemarkan nama baiknya. Serta tidak mungkin pula, wartawan dari daerah kecil tahu nomor telepon Korlantas Mabes Polri," tuturnya.


Isi Percakapan Arya Sabar Ramadhan;


"Assalam'mualaikum Selamat malam Bapak Firman sebelum nya saya Arya S. Ramadhan beserta rekan" , sekaligus juga saya mewakili segenap kantor dari PWI untuk mohon ijin menghadap Bapak Firman , dalam rangka kami pergi untuk tugas liputan ke daerah banjarmasin selama 2 minggu..


Saya dan beberapa rekan" PWI yg akan pergi untuk liputan ke sana memohon untuk meminta sedikit bantuan nya kepada Bapak Firman agar kami tidak kekurangan dalam hal apapun dalam tugas kami selama kami meliput di sana ????????.


Sekali lagi Kami dari PWI ,{ Persatuan Wartawan Indonesia ] Dengan Hormat Bapak Firman mau turut membantu kami untuk acara tugas kami , sebelum nya kami ucapkan banyak" terimakasih dan mohon maaf.. ????????????????.


707244638200 CIMB a/n Arya sabar ramadhan ini no rek kami 

Pak Firman terimakasih ????????".


.(Irwan)

Popular 7 hari terakhir

Popular 30 hari terakhir

Popular sepanjang waktu