Jokowi -->

Kategori Berita

Benang Merah: Jokowi

Iklan Halaman Depan

Masukkan kode iklan di sini. Diwajibkan iklan ukuran 400px x 250px. Iklan ini akan tampil hanya di halaman utama.

News Feed

Tampilkan postingan dengan label Jokowi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jokowi. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 September 2018

KAMMI Gelar Unjuk Rasa di Gedung DPRD

Kuningan - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menggelear aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Kabupaten Kuningan, Senin (10/9/2018). Aksi unjuk rasa yang dilatarbelakangi oleh anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar ini menurunkan puluhan mahasiswa dari berbagai peguruan tinggi yang ada di Kuningan.

"Save Rupiah. Rupiah melemah, rakyat menderita. Jangan biarkan rakyat menanggung hutang," teriak koorlap aksi unjuk rasa tersebut.

Unjuk rasa yang cukup menyita perhatian publik ini juga sebagai sarana menagih janji kepada pemerintahan terutama pemerintahan Jokowi atas apa yang tengah tejadi saat ini. 

Dalam orasinya, puluhan mahasiswa tersebut meminta agar Menteri Keuangan, Sri Mulyani dicopot dari jabatannya karena dinilai telah gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai menteri.

"Dollar yang harusnya di turunkan, bukannya volum suara adzan," pinta mereka.

Di hadapan beberapa orang anggota DPRD yang ada di lokasi, para mahasiswa ini terus menyuarakan orasinya dan meminta pertanggungjawaban pemerintah atas keadaan yang saat ini dirasakan semakin menghimpit perekonomian rakyat.

.roy

Kamis, 16 Agustus 2018

Relawan GK-JOKOWI Kuningan Dideklarasikan

Kuningan - Dalam rangka mendukung pasangan Capres Cawapres Joko Widodo - Ma'ruf Amin salah satu organ relawan pemenangan dideklarasikan di Kuningan. Relawan dengan nama GK-JOKOWI (Galang Kemajuan Jokowi) ini dideklarasikan di Aula Hotel Purnama, Kelurahan Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Minggu(12/8/2018).

Dideklarasikannya GK-JOKOWI Kuningan ini bertujuan untuk menggalang suara di Kabupaten Kuningan dalam rangka memenangkan sang petahana sebagai Presiden Republik Indonesia untuk kedua kalinya.

Sekitar 200 orang hadir dalam acara deklarasi yang juga dihadiri oleh Bupati Kuningan H. Acep Purnama, S.H., M.H dan juga Wakil Bupati Kuningan Terpilih M. Ridho Suganda, S.H., M.M.

"Alhamdulillah ada sekitar 200 orang relawan dan undangan yang hadir dalam acara deklarasi ini, " kata Keco Adi Putra selaku ketua panitia.

Kegiataan yang diawali dengan senam bersama warga sekitar dan sahabat-sahabat GK-JOKOWI Kuningan ini turut menghadirkan Ketua Umum GK-JOKOWI Kelik Wirawan beserta Sekjennya Diddy Budiono, Ketua GK-JOKOWI Jawa Barat Arie Hendriana, serta beberapa pengurus GK Connection.

Dalam sambutannya Kelik Wirawan mengatakan,  agar relawan GK-JOKOWI Kuningan membentuk kepengurusan sampai ke tingkat RT, yang nantinya akan dijadikan sebagai pengawas dan saksi relawan di TPS dan bisa mensosialisasikan keberhasilan program-program pemerintah dan merekrut sebanyak mungkin masyarakat untuk mencoblos dan memiliki Jokowi pada pemilu 2019 nanti.

"Saya harap relawan GK-JOKOWI yang ada di Kuningan ini bisa membentuk kepengurusan sampai ke tingkat RT dalam upaya memenangkan Pak Jokowi dalam Pemilu 2019 nanti, "  pintanya.

Kelik juga meminta kepada seluruh relawan yang ada agar tren semangat, soliditas, bersatu, kebersamaan jangan sampai menurun tetapi harus bisa meningkat sampai hari pencoblosan nanti.

"Kita harus bisa meningkatkan tren semangat, soliditas, bersatu, kebersamaan antar sesama relawan hingga hari pencoblosan nanti, " imbuhnya.

Sementara itu, Farid Permana Sidiq selaku ketua GK-JOKOWI Kuningan berharap dengan hadirnya GK-JOKOWI ini mampu menjadi sebuah sarana silaturahmi antar berbagai kalangan masyarakat yang ada di Kuningan sehingga dapat memberikan berbagai manfaat sehingga dapat mewujudkan pemilu yang aman dan damai.

"Semoga dengan kehadiran GK-JOKOWI di Kuningan ini dapat dijadikan sebagai sarana silaturahmi yang bisa memberikan berbagai manfaat sehingga terwujudlah pemilu yang aman dan damai, " demikian dikatakan Farid.

.roy

Jumat, 10 Agustus 2018

PSI dan Perindo Dicoret dari Berkas Pencalonan Jokowi-Ma'ruf

Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) memperbaiki (renvoi) berkas syarat pencalonan milik bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

Dalam perbaikan itu, KPU mencoret sejumlah berkas milik dua nama partai, yakni Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Perindo.

Menurut Komisioner KPU Hasyim Asy'ari, PSI dan Partai Perindo dicoret lantaran bukan merupakan partai peserta pemilu 2014. Sehingga, keduanya tidak bisa dimasukkan ke dalam daftar partai pengusul capres-cawapres.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang memenuhi threshold pemilu sebelumnya atau pemilu 2014.

Dalam Pasal 222 UU Pemilu disebutkan, pasangan calon diusulkan oleh partai politik atau partai gabungan peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

"Secara formil, yang mendaftarkan atau yang mengusulkan adalah partai politik peserta pemilu 2014. Gabungan parpol yang memenuhi threshold," ujar Hasyim usai pendaftaran Jokowi-Ma'ruf di gedung KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/8/2018).

Dokumen yang dicoret tersebut antara lain, formulir model B-1 PPWP (surat pencalonan yang ditandatangani pimpinan parpol atau gabungan parpol), form model B-2 PPWP (surat pernyataan parpol atau gabungan parpol mengusulkan paslon dan tidak menarik dukungan), dan form model B-3 PPWP (surat kesepakatan parpol atau gabungan parpol dengan paslon).

.roy

Senin, 06 Agustus 2018

Jokowi Minta Relawan Berani Jika Diajak Berantem

benangmerah.co.id - Pidato Presiden Joko Widodo dalam rapat umum relawan di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu (4/8/2018) lalu menimbulkan pro kontra. Penyebabnya, Jokowi yang akan mencalonkan diri kembali dalam pilpres 2019 meminta relawannya untuk berani jika diajak berantem.

"Jangan bangun permusuhan, jangan membangun ujaran kebencian, jangan membangun fitnah fitnah, tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang. Tapi, kalau diajak berantem juga berani," kata Jokowi. 

Pernyataan Jokowi itu langsung membuat para relawan yang memadati ruangan acara bersorak dan berteriak heboh. Jokowi membiarkan kehebohan berlangsung sekitar 15 detik sebelum ia kembali melanjutkan arahannya. 


"Tapi jangan ngajak (berantem) loh. Saya bilang tadi, tolong digarisbawahi. Jangan ngajak. Kalau diajak (berantem), tidak boleh takut," kata Jokowi lagi-lagi disambut antusias oleh para relawan.

Namun, sebelum Kepala Negara mengeluarkan kata-kata kontroversial tersebut, wartawan yang meliput sudah buru-buru diminta untuk meninggalkan ruangan acara. Sejak awal, wartawan memang sudah diwanti-wanti oleh pihak Istana hanya diberi waktu lima menit untuk bisa meliput pidato Jokowi lima menit pertama.

"Ini berlaku untuk semuanya, baik wartawan tulis, kameraman dan fotografer," kata petugas Istana itu mewanti-wanti. 

Hal ini berbeda dari kebiasaan. Biasanya, apabila memang acara Jokowi berlangsung tertutup, maka wartawan tidak diizinkan meliput dan hanya diberi kesempatan mengambil gambar sebelum dimulainya acara. Sementara, apabila acara berjalan terbuka, maka wartawan biasanya bisa meliput hingga pidato selesai. 

Tepat setelah lima menit pidato Jokowi berjalan, petugas Istana dibantu oleh panitia acara pun langsung meminta wartawan keluar ruangan. Sementara, kata-kata "berani diajak berantem" itu keluar dari mulut Jokowi di menit ke-8 detik ke-50.

Saat itu, kebanyakan wartawan yang meliput sudah keluar meninggalkan ruangan acara. Namun, sebagian wartawan termasuk kompas.com masih berada di dalam ruangan karena tidak terpantau oleh petugas Istana. 

Alhasil, bagian pidato Jokowi yang kontroversial itu juga tetap tersiar ke publik. Belakangan, potongan video pidato Jokowi yang direkam oleh relawan juga viral di media sosial. Pidato Jokowi tersebut langsung direspon negatif khususnya oleh para lawan politik dan kelompok oposisi. 

Mereka menilai Jokowi telah memprovokasi rakyatnya untuk berkelahi secara fisik. Namun, mereka yang ada di kubu Jokowi justru memberikan pembelaan. Menurut mereka, yang dimaksud Jokowi bukan lah berkelahi secara fisik, namun beradu argumentasi.


.roy

Popular 7 hari terakhir

Popular 30 hari terakhir

Popular sepanjang waktu