Kekerasan -->

Kategori Berita

Benang Merah: Kekerasan

Iklan Halaman Depan

Masukkan kode iklan di sini. Diwajibkan iklan ukuran 400px x 250px. Iklan ini akan tampil hanya di halaman utama.

News Feed

Tampilkan postingan dengan label Kekerasan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kekerasan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 25 Agustus 2018

Anggota Kepolisian Kembali Menjadi Korban Penyerangan

Cirebon - Kasus penyerangan terhadap anggota kepolisian yang dilakukan oleh orang tidak dikenal kembali terjadi di Cirebon. Setelah sebelumnya anggota Polresta Cirebon yang jadi korban penyerangan, kali ini dua orang anggota patroli jalan raya (PJR) Polda Jabar yang jadi korban.

Kejadian penyerangan yang terjadi di Tol Kanci-Pejagan KM 223-400, Jumat (24/8/2018) sekitar pukul 21.15 WIB ini membuat dua orang anggota kepolisian yang menjadi korban yakni Aiptu Dodon Kusdianto dan Aiptu Widi Harjana mengalami luka tembak serius di bagian dadanya.

Selain kedua korban mengalami luka-luka, kondisi mobil PJR terdapat lubang dan retakan besar akibat tembakan peluru. Di dalam mobil terdapat banyak bercak darah korban. Saat ini korban dilarikan ke RSU Mitra Plumbon untuk mendapat penanganan medis.

Sementara para pelaku yang diduga berjumlah tiga OTK, belum tertangkap. Hingga berita ini ditulis, polisi masih melakukan penyidikan dan pengejaran. Polisi juga belum memastikan motif di balik rentetan kejadian tersebut. 

.red

Rabu, 22 Agustus 2018

Anggota Polresta Cirebon Diserang Saat Berpatroli

Cirebon - Jajaran Polda Jabar tengah menyelidiki motif penyerangan anggota Sabhara Polresta Cirebon yang menjadi korban pembacokan orang tak dikenal pada Senin (20/8/2018) dini hari tadi.
Dari informasi yang didapat, korban adalah Brigadir Angga, anggota patroli Sabhara Polresta Cirebon. Dia diserang saat berpatroli di Jalan Diponegoro, Kota Cirebon.
Di tengah patroli, Angga sempat turun dan bertemu dengan rekannya hendak bertegur sapa. Tak lama setelah turun dari mobil patroli, Angga langsung diserang orang tak dikenal. Akibatnya, ia terluka di bagian tangan dan kepala belakang.

"Sejumlah alat bukti sedang kami kumpulkan dan selidiki," kata Direskrimum Polda Jabar Kombes Umar Surya Fana.
Umar mengaku belum bisa menjelaskan motif penyerangan pelaku terhadap anggota polisi itu. Dia mengaku, penyerangan tersebut terjadi cukup cepat. Saat ini, polisi masih menyelidiki alat bukti yang ada dan ditemukan di lokasi kejadian. 
"Ini juga sekaligus kami mengklarifikasi terkait informasi yang sudah tersebar dan dikaitkan dengan ini dan itu," kata dia menanggapi kabar penyerangan itu dilakukan oleh teroris.
Pada perkembangan penyelidikannya, Polda Jabar mengamankan sejumlah alat bukti yang ada di lokasi kejadian. Di antaranya, tetesan darah, baju korban yang berlumuran darah, hingga tapak sepatu di lokasi.
Dia menjelaskan, dalam proses penyelidikan, Polda Jabar memaksimalkan tim dan peralatan, mulai dari kecanggihan teknologi, alat hingga anggota yang kompeten.
"Tim IT juga turun tapi yang utama adalah insting dari seorang penyidik itu sendiri," ujar dia.
Dalam perkembangan penyelidikannya, Polisi sudah mewawancarai lima saksi yang ada di lokasi. Umar mengaku butuh proses dalam penyelidikan kasus penyerangan anggota polisi tersebut.
"Kalau bicara kronologis, itu soal teknis ya nanti kita kabari perkembangannya," ujar dia.

.roy

Minggu, 12 Agustus 2018

Wartawan Kuningan Jadi Korban Kekerasan

Ilustrasi
Kuningan - Kasus kekerasan terhadap wartawan kembali terjadi. Kali ini yang menjadi korban adalah salah seorang wartawan di Kabupaten Kuningan.

Dede yang merupakan wartawan media online indoshinju.com diduga menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh oknum perangkat desa dan beberapa orang warga Desa Salakadomas Kecamatan Mandirancan Kuningan Jawa Barat, Senin (6/8/2018).

Maksud hati ingin konfirmasi perihal proyek pembangunan gedung Balai Desa setempat yang diduga tidak sesuai dengan ketentuan, Dede malah mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan bahkan sampai berujung kepada penganiayaan.

Dilansir dari media lokal setempat, Dede menuturkan bahwa awal kejadian tersebut adalah ketika dirinya sedang melakukan konfirmasi dengan Kepala Desa setempat. Tiba-tiba salah seorang perangkat desa yang turut mendampingi merebut handphone yang digunakan Dede untuk merekam dengan alasan hal tersebut tidak diperbolehkan.

"Ketika saya konfirmasi dengan Kepala Desa, tiba-tiba handphone yang saya gunakan untuk merekam direbut, dengan alasan tidak diperbolehkan, " tutur Dede.

Karena merasa dihalangi dalam melaksanakan tugas jurnalisnya, maka sempat terjadi adu mulut kecil antara oknum Perangkat Desa dan Dede. Tidak hanya itu, oknum perangkat Desa tersebut juga memanggil massa yang saat itu sedang bekerja hingga dalam waktu singkat dirinya sudah dikerumuni massa yang juga turut mengintimidasi bahkan mengancam akan memukulinya.

"Massa langsung berkerumun dan mengancam akan memukli saya kalau tidak menghapus rekaman tersebut, " katanya.

Massa semakin tidak terkendali manakala Dede tidak mau menghapus rekaman tersebut sehingga terjadilah pemukulan terhadapnya di bagian kening dan dada yang dilakukan oleh beberapa orang warga.

Mendapatkan perlakuan seperti itu, Dede merasa tidak terima dan melaporkan kejadian ini kepada pihak Kepolisian setempat.

Kasus kekerasan ini juga mendapat reaksi keras dari ormas Laskar Merah Putih Indonesia LMPI Kuningan yang kini mendampingi Dede dalam melanjutkan proses hukum dari kasus yang menimpanya itu.

.red

Popular 7 hari terakhir

Popular 30 hari terakhir

Popular sepanjang waktu