Opini -->

Kategori Berita

Benang Merah: Opini

Iklan Halaman Depan

Masukkan kode iklan di sini. Diwajibkan iklan ukuran 400px x 250px. Iklan ini akan tampil hanya di halaman utama.

News Feed

Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan

Selasa, 18 Desember 2018

Semangat Toleransi dan Nilai Nilai Keberagaman



Oleh : Wibawa Pandawa

Keberagaman dapat dipahami sebagai perbedaan dan saling berbeda. Perbedaan tidak berarti kesalahan. Keberagaman manusia dan kemanusiaan itu azali. Ianya telah di-iradah-kan sejak dari asal-mula, from the very beginning. Karena azali, maka ia menjadi natural, alami, patut, indah, permanen, berlaku sejak awal sampai akhir.

Tugas kita yang sudah berbeda ini adalah merawatnya dengan cara saling paham, saling kenal, saling menghargai (lita‘arafu - QS. 49:13). Makanya (kalau ada) usaha untuk menyamakan antarmanusia (selera, budaya, pemikiran, karya), adalah pekerjaan sia-sia dan melawan alam, melawan Sunnatullah. Kalaupun itu “terjadi” akan tidak alami, tidak nyaman, tidak indah, bahkan bisa dikatakan “palsu”.

Tuhan saja tidak menjadikan manusia satu jenis, serupa, seragam. Padahal kalau mau Dia mampu. “Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.” (QS. 5:48).


Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa keberagaman dan perbedaan itu sah, tidak usah diganggu gugat. Sekali lagi, tugas manusia adalah memelihara, mengindahkan, dan mengambil manfaat dari keberagaman dan perbedaan itu. Di antara cara merawat adalah ber-musabaqah dalam berbuat kebaikan.

Bagaimana merawat, menjaga, memelihara keberagaman ini, di sinilah tantangannya. Beberapa rumus agama diungkapkan, utamanya dengan berperilaku baik, memperlakukan orang yang berbeda itu dengan baik. Ayat tadi menunjukkan; dengan saling berlomba menghasilkan kebaikan, yang kebaikan itu dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Kebaikan itu dapat berupa membuat manusia bisa hidup lebih sehat, lebih kuat, lebih cerdas, lebih memudahkan, lebih berguna, lebih makmur, dan lebih mampu bekerja sama, untuk menghasilkan kebaikan.

Menunjukkan Kebaikan
Makanya, masing-masing kelompok manusia yang berbeda, dapat berlomba, berkompetisi menunjukkan hasil kebaikan kepada yang lain dan bahkan, seisi dunia. Kebaikan itu universal, tidak ada pilih kasih, sektarian, lokal, primordial, dan sejenisnya. Kalau seseorang, atau satu kelompok orang, menemukan kebaikan berupa obat penyembuhan penyakit menular, maka kebaikan itu berlaku umum, universal, untuk siapa saja, sesuai formula.

Demikian juga kalau ada yang menemukan ilmu hitung, ilmu tulis, kertas, listrik, dan sebagainya. Yang namanya kebaikan itu mestilah bermanfaat untuk kemaslahatan umat. Siapa kemudian yang dapat dikatakan paling baik? Khayrunnas anfa‘uhum linnas (yang terbaik adalah yang produk manfaatnya paling besar untuk kemaslahatan umat manusia).

Bagi kita orang yang mengakui beragama, tanyalah, sudahkah kita menjadi orang baik? Jawabnya: hitung saja seberapa besar, atau seberapa banyak, manfaat yang telah kita hasilkan selama hidup ini? Manfaat itu bukan sekadar untuk diri sendiri, seperti makan, minum, tidur.

Kalau sekadar manfaat untuk diri sendiri apa bedanya dengan makhluk lain bukan manusia. Tetapi manfaat apa untuk orang lain, bahkan umat manusia. Kalau belum ada, atau masih sedikit, siagalah, ajal akan segera menjemput. Bersegeralah berbuat kebaikan, sebelum terlambat

Ketika keberagaman dan perbedaan adalah keniscayaan, maka toleransi antarmanusia adalah keharusan. Toleransi itu, modalnya adalah kebaikan. Hasilkan kebaikan dan sebarkan, maka simpati dan toleransi akan mengalir kepada Anda. Ungkapan bijak merumuskan, Ahsin ilannas, tasta‘bidqulubahum (Tebarkan kebaikan kepada manusia, simpati mereka akan mengalir kepada Anda).

Namun di atas segalanya, Allah-lah yang Mahapenilai kebaikan itu, apakah tulus, palsu, sementara, tahan lama. Dalam hal ini manusia dimintakan hanya menghasilkan dan menyebarkan kebaikan, bukan untuk menghakiminya. Dengan demikian, maka toleransi atau tasamuh antarkita dan antarumat manusia akan tetap berlangsung dan kedamaian berkepanjangan akan bertahan. Yakinlah, setiap orang normal, sehat tentu saja akan berbuat yang baik, bahkan lebih baik, tidak akan sebaliknya. Hanya orang-orang jahat, bodohlah yang “mungkin” menghasilkan keburukan kepada orang lain. Waspadailah.

Dalam perkembangan peradaban manusia tidak dapat dihindari akan terjadinya sejumlah “tabrakan” pemahaman, pemikiran, sampai kepada tingkah laku yang mungkin “menghadang.” Ketika itu terjadi, maka yang perlu dilakukan adalah komunikasi, musyawarah, mujadalah dengan segala kesantunan. Wasyawirhum filamri dan wa jadilhumbillatihiya ahsan adalah ungkapan Alquran yang harus menjadi rujukan.

Kalau formula ini diikuti, maka keberagaman akan terjaga dengan baik, kehormatan masing-masing akan terpelihara. Ketika saling paham timbul, maka saling menghargai akan tumbuh. Ketika itu terjadi, maka keserasian antarumat akan terbina. Selanjutnya segala jenis ukhuwah: diniyyah, qawmiyyah, sya‘biyyah, insaniyyah akan subur tumbuhnya. Kehidupan yang lapang, sebagai anugerah Allah akan sama-sama dapat kita nikmati.

Rabu, 12 September 2018

Sering Dipakai Mesum, Keberadaan Toilet Umum di Buper Ciniru Dikomentari Warga

Kuningan - Toilet umum yang berada di lokasi Bumi Perkemahan (BUPER) Desa Ciniru, Kecamatan Jalaksana diduga kerap dijadikan tempat mesum oleh muda-mudi yang berkunjung ke tempat tersebut. Lokasi toilet yang berdekatan dengan objek pemandian umum air panas , memang cukup tersembunyi dan jauh dari aktivitas warga . Apalagi letak bangunannya terhalang pepohonan besar yang begitu rimbun.

Diungkapkan salah seorang petugas jaga pemandian yang pernah memergoki pasangan muda-mudi yang tengah asik berduaan di areal sekitar toilet, kebanyakan memang merupakan pengunjung obyek wisata air panas di yang kemudian main ke Bendung Lame yang berdekatan lokasinya.

"Mungkin karena melihat situasi toilet di Bukem yang sepi dan tersembunyi , maka pasangan muda-mudi memanfaatkanya untuk berduaan dan tidak jarang melakukan perbuatan mesum," jelas salah satu petugas jaga pemandian tersebut, Selasa (11/9/2018).

Masyarakat sekitar pun sebenarnya sudah mulai geram dengan ulah muda-mudi yang tidak mengindahkan norma kesusilaan itu. Seperti apa yang diungkapkan Iwan. Pemuda yang sering menghabiskan waktu luangnya dengan memancing ikan di Bendung Lame ini juga kerap kali memergoki aktifitas muda-mudi yang tidak pantas di areal lokasi toilet umum tersebut.

"Beberapa hari ke belakang bahkan kejadiannya masih pagi , sekitar jam delapanan , karena kami kasihan maka kami hanya memperingatkan pasangan mesum untuk pergi dan tidak mengulangnya lagi," ujar Iwan.

Menurut Iwan, sempat ada beberapa kali kejadian pasangan muda-mudi yang kepergok sedang berbuat mesum di lokasi tersebut dan diketahui oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab juga, akhirnya merugikan si pasangan tersebut.

"Pernah ada yang mengadu ke petugas parkir , gara- gara kepergok lagi mojok trus ketahuan sama sekelompok anak muda yang lagi pada mabok, pasangan yang lagi pacaran  itu dimintai duit ,dan hp nya diambil . Biasanya yang dipalak begitu, pasangan yang pacarannya kelewat batas, kalau yang cuma duduk ngobrol sih ya gak dipalak," cerita Iwan.

Sebagai warga setempat, Iwan berharap agar tempat tersebut tidak lagi digunakan untuk perbuatan-perbuatan yang tidak pantas, apalagi oleh muda-mudi yang notabene masih usia sekolah. Iwan juga meminta agar pengelola lebih ketat lagi dalam mengawasi aktifitas pengunjung yang datang agar tidak ada celah bagi mereka untuk berbuat mesum.

.didi

Senin, 10 September 2018

Terkait Pasokan Air Yang Dikeluhkan Warga, Ini Jawaban PDAM

Kuningan - Keluhan warga perumahan Alam Asri soal minimnya pasokan air dari PDAM ditanggapi langsung oleh Kepala PDAM Tirta Kamuning Kantor Cabang Kramatmulya, Mas Rifai Sabariman. Ditemui di kantornya, Senin (10/9/2018), Rifai yang didampingi oleh Kepala Divsi Transmisi dan Distribusi, Maman Suherman, serta Kepala Litbang, H Rohendi membenarkan adanya penjadwalan pasokan air ke beberapa wilayah sekitar Kelurahan Cirendang, Desa Kasturi, dan Kelurahan Ciporang, termasuk di dalamnya Perumahan Alam Asri.

Hal tersebut menurut Rifai, dikarenakan adanya penurunan debit air dari sumber mata air yang dikelola oleh PDAM untuk mengairi beberapa wilayah, termasuk sekitaran tiga wilayah tersebut.

"Akibat debit air yang menurun, PDAM harus melakukan penjadwalan pasokan air ke beberapa wilayah, karena kalau tidak seperti itu tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan air dalam waktu bersamaan," paparnya.

Sistem penjadwalan yang dumaksud, imbuh Rifai, yaitu dengan menetapkan waktu pengaliran, contohnya untuk beberapa tempat seperti perumahan pesona mutiara kasturi, kasturi perdana, alam asri dan sekitarnya hanya mendapatkan pasokan air dari pukul 18.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB, sedangkan untuk siang hari pasokan airnya dialihkan ke wilayah yang lain dengan waktu dari pukul 06.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.

"Ada yang kebagian air dari pagi sampai sore, dan ada juga yang kebagian dari sore sampai pagi, itu biar semuanya kebagian," imbuhnya.

Sementara itu, menanggapi kejadian pada hari Minggu, (9/9/2018) yang mana tidak ada pasokan air sama sekali selama 24 jam, Kepala Divisi Transmisi dan Distribusi PDAM, Maman Suherman menjelaskan bahwa hal tersebut dikarenakan adanya kebocoran pada pipa yang mendistribusikan air ke masyarakat.

"Kalau seharian kemarin tidak ada air, itu karena adanya kebocoran pipa. Itupun baru kami ketahui malam harinya saat membuka pasokan air untuk wilayah tersebut," jelas Maman.

Kebocoran pipa tersebut dikatakan Maman mengakibatkan air tidak mengalir ke rumah warga, padahal pihaknya sudah mengalirkan air sesuai dengan jadwal.

"Airnya sih sudah dialirkan, cuma gara-gara kebocoran itu akhirnya air tidak sampai ke rumah warga," kata Maman.

Menyikapi masalah menurunnya debit air di musim kemarau seperti sekarang ini, Kepala Litbang PDAM, H. Rohendi menjelaskan bahwa saat ini PDAM sendiri tengah mencari sumber-sumber mata air baru yang tentunya bisa dikelola untuk kepentingan bersama, sehingga ke depan jika debit air menurun maka kebutuhan air utuk masyarakat tidak terganggu seperti saat ini.

Namun menurutnya, meskipun banyak mata air yang bisa dikelola oleh PDAM, semua itu masih terkendala oleh masalah perizinan khususnya izin dari warga setempat.

"Kami terus meningkatkan pelayanan dengan mencari sumber mata air baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Meski demikian, masalah perizinan tetap jadi kendala, khususnya izin dari masyarakat sekitar lokasi mata air," tandasnya.


.irwan



Warga Perumahan Alam Asri Keluhkan Pasokan Air PDAM

Kuningan - Warga Perumahan Alam Asri, Desa Kasturi, Kecamatan Kuningan, beberapa hari terakhir ini sulit mendapat pasokan air bersih dari PDAM. Sulitnya mendapatkan pasokan air tersebut dikeluhkan oleh warga yang merasa aktifitas sehari-harinya menjadi terhambat akibat tidak adanya air.
"Beberapa hari ini pasokan air dari PDAM sulit didapat, sekalipun mengalir hanya pada waktu tertentu saja dan itupun sangat kecil," ujar salah satu warga bernama Ari.
Menurutnya, beberapa hari belakangan ini air hanya mengalir beberapa jam di sore hingga malam hari, sedangkan untuk siang hari air sama sekali tidak mengalir. Akibat hal tersebut, dirinya harus menampung air untuk kebutuhan esok harinya.
"Kami di sini harus menampung air yang mengalir hanya pada sore hari untuk kebutuhan esok, karena kalau siang hari air sama sekali tidak mengalir," kata Ari.

Jika dalam beberapa hari kebelakang air hanya mengalir di sore hari hingga malam hari, Minggu (9/9/2018) air sama sekalu tidak mengalir dari pagi hingga malam hari. Hal ini tentu membuat banyak warga Alam Asri lainnya mengeluh, karena aktifitas MCK mereka benar-benar lumpuh total.

"Hari ini air sama sekali tidak mengalir, untuk MCK saya sampai harus numpang ke rumah orang tua saya yang ada memiliki sumur sebagai sumber airnya" ujar Iman yang juga mengeluhkan masalah ketiadaan air.

Pantauan di lokasi, untuk menanggulangi masalah kelangkaan air ini akhirnya pihak pemerintah menurunkan bantuan air bersih yang dikirimkan dengan mobil tangki kepada warga. Terlihat banyak warga yang langsung menyerbu dan mengantri bantuan air tersebut dengan membawa ember dan berbagai alat untuk menampung air.

"Mau bagaimana lagi, kita kan butuh air jadi ya mau tidak mau sekarang kita harus ngantri," kata Iman yang juga tengah ikut mengantri.

.roy


PRK, Rekayasa Lalu Lintas VS Rekayasa Pendapatan

Kuningan - Kegiatan Pekan Raya Kuningan (PRK) yang berlokasi di Pandapa Paramartha sejak tanggal 1 hingga 10 September 2018 timbulkan efek kemacetan lalu lintas. Hal tersebut menjadi perhatian ormas Gabungan Anak Siliwangi Barisan Utama Macan Putih ( GASIBU MP ) DPD Kabupaten Kuningan.

Menurut Otong Hidayat selaku Wakil Sekretaris Gasibu MP, kemacaetan lalu lintas di sepanjang jalan mnuju PRK ini salah satunya akibat kurang adanya koordinasi antara penyelenggara yang dalam hal ini adalah PDAU dengan koordinator lapangan yang menangani malasalah lalu lintas dan parkir.

Terpantau selama kegiatan PRK ini digelar, arus lalu lintas di sekitaran jalan menuju lokasi tampak semrawut, khususnya pada malam pembukaan dan di akhir minggu dimana banyak masyarakat yang bekunjung ke kegiatan tersebut. Salah satu titik yang tepantau selalu terjadi kemacetan yaitu di sekitaran perempatan Awirarangan jalur Jalan Aruji Kartawinata, Jalan Eyang Weri, dan Jalan Ir. H Juanda.

"Kurang adanya koordinasi antara penyelenggara dengan koodinator lapangan yang mngurusi masalah lalu lintas dan parkir jadi penyebab tejadinya kemacetan khususnya pada waktu-waktu tertentu seperti malam pembukaan PRK dan di akhir minggu," kata Otong kepada benangmerah.co.id, Minggu (9/9/2018).

Ditambahkan Otong, emacetan yang terjadi dirasakan sendiri olehnya menjadi salah satu hal yang mengganggu kenyamanan pengunjung. Untuk menuju lokasi saja perlu waktu satu jam khususnya bagi mereka yang membawa kendaraan roda empat yang terpaksa harus melajukan kndaraannya dengan merayap akibat kemacetan. Selain itu, warga yang bertempat tinggal di sekitaran wilayah rawan kemacetan tersebut pun jadi terganggu akifitasnya.

"Kemacetan ini membuat kenyamanan pngunjung terganggu, karena untuk menuju lokasi saja harus memakan waktu hingga satu jam. Selain itu akibat kemacetan yang terjadi, aktifitas warga sekitar titik kemacetan pun turut terganggu," kata Otong menambahkan.

Sementara itu,  Enda S. Wjaya, Sekretaris GASIBU Macan Puitih mengungkapkan bahwa penyediaan kantong-kantong parkir tidak di sertai jalur pintu keluar yang memadai turut menjadi penyebab kemacetan lalu lintas. Harusnya ada rekayasa lalu lintas yang mengatur jalur keluar masuk kendaraan dari dan ke arah PRK sehingga tidak menimbulkan kemacetan.

"Seharusnya ada rekayasa lalu lintas yang mengatur keluar masuk kendaraan dari dan ke arah PRK khususnya pada kantung-kantung parkir di sekitar lokasi agar tidak terjadi kemacetan," kata Enda.

Enda menambahkan, rekayasa lalu lintas jalur keluar masuk kendaraan pengunjung tergantikan dengan rekayasa pendapatan yang menggiurkan. Lapak-lapak dan stand pedagang di jalan sebelah utara Pandapa Paramarta yang seharusnya di gunakan pintu keluar kantong parkir GOR Ewangga dan sebelah Timur lapang Mas’ud Wisnu Saputra malahan disewakan ke para pedagang, lapak dan stand memenuhi jalan kiri dan kanan.

"Harusnya penyelenggara lebih mengutamakan rekayasa lalu lintas demi mengutamakan kenyamanan pengunjung, bukan malah mengutamakan rekayasa pendapatan dengan menyewakan lapak-lapak di areal yang seharusnya jadi pintu keluar kantung pakir," ketusnya.

.roy

Selasa, 28 Agustus 2018

Ponpes Husnul Khotimah Bantu Korban Gempa di Lombok Utara

Kuningan - Pondok Pesantren Husnul Khotimah melalui Husnul Khotimah Peduli Umat (HKPU) menyerahkan langsung bantuan kemanusiaan sebesar Rp. 57.261.500,00 kepada korban bencana gempa Lombok, Minggu (26/8/2018). Bantuan tersebut berasal dari penggalangan dana dari santri, walisantri, pegawai, ustadz/ah di Ponpes Husnul Khotimah 1 dan Husnul Khotimah 2 dan warga Kuningan.

Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh H. Sanwani SH, Ketua Tim HKPU didampingi Ust. Lalu Heri Afrizal, MA dan Ustadzah Ina Nur Fitriana, Lc Alumni Husnul Khotimah yang tinggal di Lombok.

"Seharian perjalanan kemanusiaan ini, saya menyaksikan langsung korban bencana Gempa Lombok bersama putra daerah asli Lombok KH. Lalu Heri Afrizal, MA. beserta istri beliau Ustadzah Inna Nur Fitriana, "  ujar H. Sanwani.

Menurut Sanwani, setidaknya ada 7 wilayah di Lombok Utara yang paling parah terkena gempa, sehingga pada kesempatan kali ini bantuan difokuskan kepada 7 wilayah tersebut yakni, Desa Mumbul Sari, Desa Anyar, Desa Baru Keru, Desa Dangiang, Dusun Monggal Bawah, Dusun Monggal Atas, dan Dusun Paok Rempek Desa Genggelang.


Lebih lanjut Sanwani mengatakan bahwa bantuan yang diberikan beraneka ragam sesuai kebutuhan.  Bantuan tersebut dalam bentuk terpal, selimut, obat-obatan, alas tidur, beras, mie instant, kebutuhan anak dan bayi, beasiswa sekolah dan lain-lain.

"Bantuan yang kami salurkan saat ini mulai dari kebutuhan primer seperti sandang, pangan, papan, hingga kepada kebutuhan sekunder seperti bantuan untuk pendidikan, " jelasnya.

Dituturkan Sanwani, bahwa banyak cerita haru yang didengar dan dilihatnya selama perjalanan penyaluran bantuan ke Lombok, seperti apa yang ia lihat dan dengar sepanjang perjalanan dari  Pondok Pesantren Al Ikhlas Al Islamy di Lombok Tengah menuju daerah terparah terkena gempa di Lombok Utara.

"Kami menyaksikan puing-puing  rumah yang rata dengan tanah, masyarakat yang hampir sepanjang perjalanan 4 jam tinggal di daerah pengungsian, kalau tidak mereka mendirikan tenda di depan rumah karena masih trauma dengan gempa kemarin, " demikian dituturkan olehnya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ustadzah Inna yang turut menceritakan beberapa kejadian saat gempa berlangsung. Menurutnya ada pesantren Tahfidz Qur'an Al Aziziyah Lombok Utara, saat terjadi gempa, santrinya panik dan lompat dari lantai 3, akibatnya 4 orang meninggal.

"Sekitar 4 orang santri dari salah satu pesantren di Lombok Utara meninggal dunia akibat panik dan melompat dari lantai tiga pesantren saat terjadi gempa, " ungkapnya.

Menurut warga di Desa Dangiang gempa berlangsung sangat cepat, hanya 2 sampai 3 detik, tapi getarannya yang sangat dahsyat mengakibatkan hampir 100% bangunan di Desa Dangiang rusak parah bahkan rata dengan tanah.

Selain di Desa Dangiang, tim HKPU juga membantu Pesantren Islahul Ummah di Desa Genggelang Kec. Meski tidak ada korban jiwa,  pesantren ini juga termasuk salah satu tempat yang mengalami kerusakan yang sangat parah karena bangunan di areal pesantren hampir seluruhnya rata dengan tanah.


.roy / .rls

Senin, 13 Agustus 2018

Calon Paskibraka Kuningan Tidak Luput Dari Sosialisasi Anti Narkoba

Kuningan - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Kuningan melakasanakan  Sosialisasi dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan penyalahgunaan dan  peredaran gelap narkotika tehadap 47 orang  calon paskibraka pilihan dari SMA/SMK/MA se-Kabupaten Kuningan, sosialisasi ini dilaksanakan di wisma permata kuningan, Sabtu (11/8/2018)

Pada kesempatan ini   Kepala Seksi P2M Agus Muyla, S.Pd,.M.Si bertindak sebagai narasumber  dengan tema  "Membangun generasi milenial yg tangguh,disiplin tanpa narkoba"

Agus dalam paparanya mengatakan bahwa negara kita sudah dinyatakan darurat narkoba,  yang artinya kita diwajibkan untuk beperang melawan segala bentuk kejahatan terutama kejahatan narkoba.

Dengan semangat kemerdekaan Agus mengajak pada seluruh calon paskibra kabupaten kuningan untuk menjadi generasi muda milenial yang tangguh, disiplin dan berperan katif dalam melawan kejahatan narkoba dan  senantiasa waspada dari ancaman kejahatan narkoba.

"Melalui sosilaisasi Pencagahan dam Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) diharapakan generasi muda di kuningan khususnya calon paskibraka kab. Kuningan harus tahu, paham, sadar dan aktif menolak bahaya narkoba, sehingga menjedi generasi keren tanpa narkoba, "  pungkasnya.

.roy

Minggu, 12 Agustus 2018

Upgrading Pengurus Komunitas ODOJ Kuningan Dengan Olahraga Panahan

Kuningan - Dalam rangka evaluasi kegiatan ODOJ Kuningan ditahun 2018,  Minggu (12/8/2018) Komunitas One Day One Juz (ODOJ) Dewan Pengurus Area  Kuningan menyelenggarakan Upgrading Pengurus bertempat di Kuningan Islamic Center. 

Kegiatan tersebut di hadiri oleh semua pengurus yang terdiri dari Ketua, sekertaris, bendahara, divisi Project,  Divisi Promas, dan divisi PSDM. 

Andi Kurniadi, SE selaku Ketua DPA ODOJ Kuningan menyampaikan rasa syukurnya atas semangat para pengurus yang telah mengikuti acara sampai dengan selesai.

"Saya merasa bersyukur atas semangat rekan-rekan pengurus yang terus bersemangat dalam membumikan Al Qur'an di kabupaten Kuningan, " ujar Andi.

Dalam kegiatan upgrading tersebut diawali dengan olahraga panahan sebagai olah raga yang di sunahkan oleh Rosululloh bertempat di halaman KIC. Para pengurus tampak berantusias dalam olahraga tersebut. 

"Kami sengaja mengajak rekan-rekan pengurus untuk olahraga pagi terlebih dahulu dengan panahan,  dengan tujuan melatih konsentrasi agar bisa di aflikasikan dalam kegiatan sehari-sehari. " kata Andi yang merupakan Owner Mahiwal Workshop salah satu pengrajin panahan hand made. 

Setelah olahraga panahan para pengurus melanjutkan kegiatan dengan membahas setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap bidang. 

Setiap bidang yang terdiri dari bidang Project,  Promas dan PSDM menyampaikan laporan kegiatan yg telah dilaksanakan di semester pertama dan program kerja di semester kedua. Agenda rutin yg akan dilaksanakan seperti Ngaos (Ngaji On Street) Kalqulus (Kajian Al Qur'an Ala Ustadz) di bahas dengan penuh keseriusan tetapi dengan santai juga .

Adapun pembahasan acara terdekat yg akan di laksanakan yaitu OGS (Odoj Goes To School),  Ngwal (Ngaji di Tempat Walimahan) dan rencana keikutsertaan  dalam Olimpiade Pencinta Al Qur'an Tingkat nasional tahun 2018 yang akan di laksanakan pada tanggal 6 - 10 September 2018 di Lombok NTB. 

Diakhir kegiatan di tutup dengan bertukar kado dan tausiah dari Dewan Penasehat ODOJ Kuningan Ust Iwan Sanwani, S.Si yang memberikan motivasi kepada pengurus agar senantiasa terus bersemangat dan diniatkan karena Alloh dalam membumikan Al Qur'an dan membuka pintu langit sebagaimana visi misi komunitas ODOJ.

.roy

Sabtu, 11 Agustus 2018

52 Jamaah Haji Asal Indonesia Wafat di Tanah Suci

Jeddah - Sebanyak 52 jamaah haji Indonesia telah wafat di Tanah Suci hingga Sabtu (11/8) pagi. Dari jumlah itu, dua di antaranya berangkat melalui jalur haji khusus.

Menurut data yang dihimpun Siskohat Ditjen PHU Kemenag, jemaah haji wafat paling banyak dari Embarkasi Solo (SOC) mencapai 14 orang. Berikutnya asal Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) dan Surabaya (SUB) masing-masing sembilan orang. Asal embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG), Makassar (UPG), dan Medan (MES) wafat empat orang masing-masing embarkasinya.

Sedangkan asal Embarkasi Palembang (PLM) wafat tiga orang, sementara masing-masing wafat satu orang dari Embarkasi Banjarmasin (BDJ), Batam (BTH), dan Padang (PDG). Sementara dua diantara jamaah yang wafat merupakan jamaah haji khusus yang berasal dari PT Patuna Mekar Jaya dan PT Citra Wisata Dunia.

Hingga hari ke-26 kedatangan jamaah haji Indonesia, rerata umur jamaah yang wafat berkisar pada usia 65,8 tahun. Jamaah termuda yang wafat sejauh ini berusia 53 tahun dan paling tua 86 tahun dan berasal dari Embarkasi Solo.

Hingga Sabtu (11/8) ini, sebanyak 172.251 jamaah telah tiba di Tanah Suci. Mereka tiba bersama 2.140 petugas pendamping dari embarkasi dalam 428 kloter. Dengan jumlah itu, tersisa 80-an kloter yang belum berangkat dari Tanah Air. Kedatangan terakhir kloter dijadwalkan para 16 Agustus nanti. 

“Mudah-mudahan dengan sinergi petugas Arab Saudi dan Indonesia kedatangan bisa lancar hingga akhir,” kata Kepala Daker Bandara Arsyad Hidayat, Sabtu (11/8). 

.red

Senin, 06 Agustus 2018

Ribuan Bendera Merah Putih Kembali Akan Berkibar di Linggarjati

benangmerah.co.id, Kuningan - Jelang Perayaan HUT Republik Indonesia ke 73 tahun 2018 ini, ribuan bendera Merah Putih kembali akan berkibar dan menghiasi sekitar halaman Gedung Naskah Perundingan Linggarjati yang terletak di Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan.

Upacara dimulainya pemasangan ribuan bendera Merah Putih tersebut dilakukan pada Rabu (1/8/2018) dan dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat yang ada di Kabupaten Kuningan.

" Bendera merah putih membalut NKRI dari Sabang sampai Merauke, Bangsa Indonesia harus bersatu, jangan mau dipecah belah, " ujar Hana Nining selaku pencetus kegiatan ini.

Kegiatan yang bertajuk Gebyar 10001 Merah Putih tersebut menurut Hana bertujuan untuk mengajak seluruh komponen Bangsa agar menghilangkan ego kesukuan, agama, politik dan SARA serta untuk bersatu dalam bingkai NKRI terlebih dalam rangka HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.

Meski hingga saat ini bendera Merah Putih yang terkumpul belum mencapai angka 10.001, namun Hana tetap optimis pada puncak kegiatan nanti yakni tanggal 26 Agustus jumlah bendera yang terkumpul akan mencapai angka yang ditargetkan.

Dengan mengusung tema "Perbedaan bukan alasan bertikai", panitia kegiatan pun menyediakan mimbar orasi kebangsaan yang terbuka untuk umum. Pemilihan lokasi Gedung Naskah sebagai tempat pemasangan ribuan bendera tersebut, menurut Hana, karena gedung itu memiliki nilai historis yang sangat tinggi dalam perjalanan kemerdekaan Republik Indonesia.

" Setidaknya ada beberapa perundingan yang dilakukan oleh para pendiri bangsa di Gedung ini dalam perjalanan meraih kemerdekaan, hingga saat ini hanya Gedung Linggarjati yang tersisa dan berdiri kokoh serta diakui dunia, " tandasnya.

Nampak hadir dalam kegiatan pemasangan perdana merah putih, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Kuningan, Maman Hermansyah, Dandim 0615/Kuningan, Letkol Daru Cahyadi Soeprapto, Ketua DPC PPP Kuningan, Uus Yusuf, Ketua KPU Kuningan, Heni Susilawati dan undangan lainnya.

Para peserta pemasangan bendera nampak antusias bekerjasama menghias sekitar gedung naskah tersebut dengan kibaran merah putih di setiap sudut. 

.roy

Senin, 30 Juli 2018

Acep Purnama Tinjau Rehab Rutilahu

benangmerah.co.id - Bupati Kuningan, H. Acep Purnama, SH., MH meninjau proses rehabilitasi  rumah tidak layak huni (Rutilahu) milik Aso Harso (51 tahun) warga Blok Wage Desa/Kecamatan Ciawigebang Sabtu (28/7/2018).
Proses pembangunan ditandai dengan pembongkaran rumah, setelah memeriksa  kondisi di dalamnya. Setelah itu Bupati langsung memberikan arahan kepada Kepala Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan (DPRPP)  Kabupaten Kuningan, H. Ridwan Setiawan, SH., M.Si terkait  penataan ruangan serta  hal lain yang perlu dilakukan.
Tampak hadir Kepala Bapenda, Dr. Asep Taufik Rochman, M.Pd dalam kapasitas sebagai Ketua Komunitas Peduli Umat, Kepala Bagian Humas Setda Dr. Wahyu Hidayah, M.Si, Sekretaris DPRPP Kabupaten Kuningan Drs. Yudi Nugraha, M.Pd dan Sekretaris Kecamatan Ciawigebang Asikin, anggota Polsek, anggota Koramil Ciawigebang dan kepala Desa Ciawigebang Wawan Sopwan,S.Ag. Tidak ketinggalan puluhan masyarakat lingkungan sekitar Dusun Wage Desa Ciawigebang yang juga bersiap untuk melaksanakan gotong royong pembangunan dengan membawa berbagai peralatan.
“Program rutilahu ini merupakan bentuk komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan dalam memberikan kesejahteraan bagi rakyat,” kata Bupati Acep Purnama.
Ia berharap dengan kelayakan huni yang diterima masyarakat dimanfaatkan serta dirawat dengan baik. dijaga
Tahun 2018 bantuan rutilahu di Kabupaten Kuningan ada sebanyak 1986 unit rumah yang akan dibangun. Diantaranya 1586 unit berasal dari Program Nasional Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dan 400 unit lainnya berasal dari APBD Kabuapaten Kuningan Tahun 2018.
Dengan dimulainya  pembangunan rumah milik Aso dan Waslinah, Bupati Acep  mengajak kepada seluruh  warga Desa Ciawigebang  untuk bersama-sama membantu pelaksanaan pembangunannya melalui gotong royong selain dana yang akan kami salurkan dari APBD Kabupaten.
“Terima kasih saya ucapkan kepada anggota Koramil dan Polsek Ciawigebang yang juga saat ini juga turut membantu bersama-sama pelaksanaan pembangunan.”imbuhnya.
Bupati Acep meminta jika di Kabupaten Kuningan ad warga yang rumahnya tidak layak huni, agar segera melaporkannya baik secra langsung maupun  melalui pemerintah desa dan kecamatan.
Kunjungan Bupati dilanjutkan ke rumah Carwanto di Blok Pahing Desa Ciawigebang untuk  membahas teknis pembangunan rumahnya bersama Kadis DPRPP dan Ketua Komunitas Peduli Umat. (red)

Sabtu, 28 Juli 2018

Gerakan Massal Imunisasi Satu Juta Anak Papua

benangmerah.co.id - Bidan Reski Bunga masih belia. Umurnya baru 25 tahun. Namun, jangan ditanya soal pengalamannya bertugas di daerah terpencil di Papua.

Bidan Reski sudah tiga tahun bertugas di Puskesmas Kolofbrasa, Distrik Kolofbrasa, Kabupaten Asmat. Wilayah Kolofbrasa hanya bisa ditempuh dengan menggunakan kapal motor cepat selama 6-8 jam dari Agats, ibu kota Kabupaten Asmat.

Puskesmas Kolofbrasa melayani 14 kampung. Dalam tugasnya, bidan Reski dibantu empat perawat dan satu kepala puskesmas.

Tak mudah melayani warga di 14 kampung, jalan dari satu kampung ke kampung lainnya, hanya bisa ditempuh dengan kapal motor cepat. Bahkan, ada dua-tiga kampung di Distrik Kolofbrasa, usai ditempuh dengan kapal motor cepat, harus ditambah dengan berjalan kaki 2-3 jam ke kampung itu.

Bidan Reski berkisah pengalamannya yang tak pernah bisa dilupakan. Sebagai seorang bidan yang harus siaga 24 jam, bidan Reski pernah merujuk pasien ibu hamil ke RSUD Asmat pada pukul 02.00 WIT. Hanya doa dan harapan yang muncul di benaknya kala itu. Si ibu hamil harus selamat bersama dengan bayinya di RSUD Asmat.

"Pukul 02.00 WIT, perjalanan pasien rujukan harus dilakukan. Selama dalam perjalanan, kami hanya berbekal lampu senter yang saya pegang, untuk menerangi sepanjang kali di Distrik Kolofbrasa ke Agats. Beruntung, hingga saat ini si ibu dan anaknya sehat," jelas bidan Reski, pekan lalu di Kota Jayapura, saat sedang cuti kerja.

Bidan Reski mengakui butuh kerja ekstra dalam memahami kebutuhan kesehatan masyarakat di pedalaman Asmat. Kebanyakan pemahaman masyarakat setempat untuk kesehatan diri sendiri pun sangat minim.

Termasuk, saat adanya pemberian imunisasi kepada anak yang baru lahir. Sebab, biasanya setelah imunisasi, suhu badan anak panas.

"Pemahaman dari masyarakat Papua, justru dengan diberikan suntik imunisasi, anak malahan sakit, sehingga banyak orangtua yang tak mau lagi datang ke puskesmas untuk anaknya diberikan imunisasi. Padahal, pemberian imunisasi dasar hingga usia 9 bulan," ujarnya.

Langkah Cepat Pemkab Kuningan Membangun Rumah Tiga Warga Ciawigebang

benangmerah.co.id - Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan (DPRPP), akan segera membangun rumah Carwanto warga Dusun Pahing Desa/Kecamatan Ciawigebang, mengingat rumah tersebut kondisinya tidak layak huni. Saat ini Carwanto tinggal dan menghidupi ketiga adiknya, yaitu Casudin (13 Tahun), Windawati (11 tahun) dan Rizki (6 tahun) setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya.
Pembangunan rumah itu atas perintah langsung Bupati Kuningan H. Acep Purnama, yang menginstruksikan kepada Kepala Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan, H.M Ridwan Setiawan agar segera membangun rumah tersebut.
Bupati Acep merasa prihatin melihat kondisi rumah milik warganya yang tidak layak huni, sehingga setiap ada laporan melalui media masa maupun langsung ia cepat tanggap untuk memberikan intruksi kepada instansi terkait.
Apalagi Bupati Acep tetap konsen dalam menyikapi persoalan rumah tidak layak huni. Pada tahun 2018 ini ada 1986 unit rumah yang akan dibangun melalui bantuan Program Nasional Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dan 400 unit rumah akan dibangun dengan dana yang bersumber dari APBD Kabupaten Kuningan Tahun 2018.
“Ini atas perintah langsung pak bupati, mulai minggu depan rumah Carwanto dan adiknya akan segera dibangun. Besok akan mulai merancang RAB-nya serta melakukan pengukuran lahan bangunan,” kata Kepala Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Kuningan, H. M. Ridwan Setiawan.
Selain akan membangun rumah Carwanto, pemerintah daerah juga akan membangun rumah Aso (51) warga Dusun Wage dan Waslimah (51), warga Blok Pasirian Desa/Kecamatan Ciawigebang yang sama kondisi rumahnya memprihatinkan.
Ridwan menjelaskan, rehab dua rumah tersebut akan dibangun dengan kucuran dana dari Pemerintah Kabupaten Kuningan, dibantu oleh swadaya warga setempat, Sementara untuk rumah Carwanto murni dari Komunitas Peduli Umat dan Baznas Kabupaten Kuningan.
Selain akan membangun rumah, Bupati Kuningan H. Acep Purnama melalui Kepala DPRPP memberikan bantuan sembako bantuan uang kepada Aso sebesar Rp 4 juta untuk kebutuhan pokok sehari hari. Sementara, langkah cepat Bupati Acep Purnama diikuti oleh beberapa instansi. Seperti Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta lembaga lain yang berkaitan dengan kondisi tiga keluarga tersebut.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Kuningan, Ukas Suharfaputra, menyatakan bahwa keluarga Rutilahu itu akan dimasukkan ke dalam Program Santunan Permanen JPP. Keluarga Rutilahu juga akan mendapatkan bantuan secara rutin, berupa pemberian sembako diantaranya beras, mie, ikan dalam kemasan, susu, minyak, gula, dan telur.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan Dr. Dian Rachmat Yanuar berjanji akan membantu keinginan Carwanto dan ketiga adiknya untuk melanjutkan sekolah di pondok pesantren.
“Saya siap untuk memfasilitasi orang tua asuh dan pondok pesantren untuk pendidikan mereka.” kata Dian Yanuar. (red)

1.320 Seniman Digerakkan untuk Mengajar di Sekolah


benangmerah.co.id - Sebanyak 1.320 seniman akan mengajar di sekolah. Siswa akan dilatih ekspresi dirinya langsung dari para maestro.


Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan, para seniman tersebut akan disebar ke 28 provinsi. Dia menjelaskan bahwa para seniman ini akan membantu sekolah-sekolah yang tidak memiliki guru dan fasilitas kesenian sehingga siswa bisa mengakses kegiatan artistik. "Anak-anak akan diasah kemampuan untuk mengekspresikan dirinya dengan bahasa seni. Ini penting sebagai bagian dari misi Kemendikbud dalam pendidikan karakter," katanya seusai Workshop Gerakan Seniman Masuk Sekolah, di Jakarta.



Sejarawan ini menjelaskan bahwa memberikan akses siswa untuk mendapat pelajaran kesenian langsung dari maestro serta memberi pintu seniman lokal membagi ilmu adalah bagian dari ekosistem kemajuan kebudayaan. Dalam UU Pemajuan Kebudayaan No 5/2017, katanya, memang disebutkan bahwa ekosistem ini perlu dibangun sebagai salah satu komponen sumber daya manusia. Siswa akan bisa berinteraksi langsung dengan seniman dan seniman juga tahu bagaimana efektifnya membagi ilmu yang mereka ketahui.



Hilmar menerangkan, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tidak hanya mengolah aspek kognitif anak. Pendidikan kesenian juga mengambil peran penting dalam membangkitkan ekspresi anak melalui beragam kesenian. Oleh karena itu, dia menjelaskan agar para seniman yang akan mengajar nanti dibebaskan untuk mengajarkan tidak cuma seni modern, tetapi juga seni lokal yang sesuai dengan kekhasan siswa.



Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, seni dan budaya harus menjadi arus utama dalam pendidikan sehingga memperlihatkan pentingnya peran kesenian dan kebudayaan. Menurutnya, hal itu memang masih sulit diterapkan di Indonesia, tidak seperti di negara-negara maju.



“Kalau di luar negeri, pendidikan dasar itu basisnya seni budaya. Jadi, anak-anak di jenjang pendidikan dasar diajarkan musik klasik, bermain peran, cerita klasik atau cerita lokal, diajak ke situs-situs budaya dan kesenian agar benar-benar menjadi bagian dari suatu lingkungan dalam arti sisi historisnya,” ujarnya.



Direktur Kesenian Kemendikbud Restu Gunawan menjelaskan, 1.320 seniman akan mengajar satu sekolah selama empat bulan atau 27 pertemuan. Setiap pertemuan akan berdurasi dua jam atau bisa lebih bergantung pada situasi. "Senimannya nanti yang diakui oleh grup, lingkungan atau komunitas. Tidak harus lulusan sekolah, tapi memiliki kemampuan untuk mengajar. Maka harus ada rencana pengajarannya juga," jelasnya.



Restu menambahkan, tujuan yang ingin dicapai ialah untuk mendukung karakter. Nanti pada akhir pengajaran, peserta didik bisa menampilkan materinya dalam seni pertunjukan. Dia menjelaskan bahwa pendidikan kesenian ini akan masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler. Tidak semua daerah, imbuh Restu, akan memiliki guru seniman ini, misalnya DKI Jakarta dan DI Yogyakarta yang sudah memiliki seni yang kuat.



Pemerintah semakin menunjukkan perhatian terhadap bidang kebudayaan. Setelah melalui pembahasan dua tahun, akhirnya UU Pemajuan Kebudayaan disahkan pada 2017 lalu. Selain itu, pemerintah juga akan mulai menganggarkan dana alokasi kebudayaan (DAK) yang tahun depan akan ditransfer Rp1 triliun ke daerah-daerah. Dana ini khususnya akan dimanfaatkan untuk bantuan sarana kesenian di setiap sekolah. (red)

Popular 7 hari terakhir

Popular 30 hari terakhir

Popular sepanjang waktu