Puspa Siliwangi -->

Kategori Berita

Benang Merah: Puspa Siliwangi

Iklan Halaman Depan

Masukkan kode iklan di sini. Diwajibkan iklan ukuran 400px x 250px. Iklan ini akan tampil hanya di halaman utama.

News Feed

Tampilkan postingan dengan label Puspa Siliwangi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puspa Siliwangi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 31 Mei 2024

Revitalisasi Jalan Siliwangi Dan Puspa Galeri Kuningan Polemik Berkepanjangan

Dadan Somantri tengah diapit bersama perwakilan PKL Kuningan, fose bersama usai audens di teras Pendopo Pemkab Kuningan


Benangmerah, Merevitalisasi sebuah daerah untuk menjadikan sebuah kota modern seharusnya terlebih dahulu melakukan kajian detail. Jika daerah ingin aktif 24 jam guna meningkatkan pendapatan dari hasil perubahan, maka daerah akan hidup tanpa persoalan berkepanjangan.


Jangan abaikan hak masyarakat yang ingin hidup sejahtera dan sudah jalan dari hasil yang jelas, maka untuk itu diperlukan adanya perubahan pola pikir, namun itu memerlukan proses kesadaran komitmen, dan latihan yang konsisten. Dengan mengadopsi pola pikir positif, adaptif, dan penuh potensi itu akan meningkatkan kualitas penanganan signifikansi.


Terjadinya polemik di tubuh Pemerintah Kabupaten Kuningan dari rencana perubahan wilayah perkotaan agar eksotis gaya pasar modern tidak harus menyinggung pihak yang telah memberikan kontribusi, awal perkembangan sumber hidupnya suatu wilayah. Keramaian Menurut Dadan Somantri selaku Lawyer PKL, bukan masalah pemaparan program pemerintah membangun Puspa galeri. 


"Kalau hanya rame puspa galerinya saja buat apa juga, kalau pedagangnya tidak rame, jadi sangat tipis banget korelasinya, dan Saya menduga kuat bahwa relokasi ini tidak sesuai dengan perundang undangan, tidak sesuai dengan permendagri, itu tidak terbantahkan bahwa Assda II menyebutkan ada 120 PKL baru, itu berarti pengakuan sebagai alat bukti bahwa Pemda tidak melakukan pendataan maksimal. 


Saya menyayangkan untuk melakukan survai dan kajian ilmiah tidak menggunakan perguruan yang di Kuningan, kan tidak sedikit orang Kuningan yang berkaraktetistik untuk melakukan kajian ilmiah dan memahami karakter Kuningan seperti apa," Tegas Dadan Somantri. Usai mendampingi audens PKL dengan para pemangku kebijakan Pemkab Kuningan, di Teras Pendopo, Rabu 29 Mei 2024, (Mans Bom).

Kamis, 09 Mei 2024

Puzzle Pusat Kota Kuningan

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Kuningan, Deden Kurniawan S, Aks, SE, M.Si, CFrA, QRMP



Oleh:

Deden Kurniawan S, Aks, SE, M.Si, CFrA, QRMP

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Kuningan


Benangmerah, Penataan pusat kota kuningan ibarat menyusun puzzle yang rumit sehingga harus hati-hati sehingga menghasilkan frame yang utuh dan terkoneksi dari berbagai puzzle tersebut. 


Puspa (Pujasera dan Parkir) Siliwangi (ex SD 17), area Pertokoan Siliwangi, Puspa Langlangbuana, Masjid Syiarul Islam, Area parkir depan Toserba Terbit, Puspa Taman Kota, dan sekitarnya merupakan puzzle dari area pusat kota yang harus terkoneksi dengan baik. Di area tersebut terdapat komunitas Pedagang Kaki Lima (PKL), Pedagang dan Pengusaha di area pertokoan Siliwangi, Angkutan Kota, delman tunggang dan delman hias, jemaah Masjid Syiarul Islam dan komunitas lainnya sebagai bagian puzzle pusat kota Kuningan.


Puzzle area perkotaan dan puzzle komunitas tentunya memiliki karakteristik dan kepentingan yang berbeda. Hal inilah yang harus dilakukan kajian teknis agar penyusunan puzzle memberikan dampak yang baik untuk semua pihak.


Menata kota memerlukan waktu yang panjang, karena selain merubah tata kota, rekayasa lalulintas, penyediaan fasilitas umum dan lain-lain, juga terkait dengan pola pikir dan budaya masyarakat. 


Sebuah studi yang dilakukan peneliti di Stanford University mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara *paling malas* berjalan kaki di seluruh dunia. Studi tersebut menyebut bahwa rata-rata orang Indonesia berjalan kaki hanya 3.513 langkah per hari. Hal ini bisa dilihat juga pada laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), menunjukkan bahwa Indonesia menempati *peringkat pertama* sebagai negara dengan penduduk yang paling malas jalan kaki. Sangat jauh apabila dibandingkan dengan warga Tiongkok yang sehari berjalan dengan rata-rata 6189 langkah. Hal ini berdampak pada kesehatan masyarakat Indonesia, terutama kaitannya dengan *obesitas*. Penelitian yang sama,  mengungkap hubungan antara kurangnya aktivitas jalan kaki dan tingginya angka obesitas di suatu negara. Indonesia juga dinyatakan menempati peringkat ke-17 sebagai negara dengan penduduk yang mengalami obesitas terbanyak di dunia.


Jurnal Ilmiah dari Muhammad Ragialdy Janitra, seorang Mahasiswa jurusan Rancang Kota, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) Institut Teknologi Bandung (ITB) asal Kuningan Tahun 2018 dengan judul “Prinsip dan Konsep Perancangan Koridor Jalan Siliwangi Kabupaten Kuningan” menjadi salah satu acuan pemerintah daerah dalam penataan pusat kota Kuningan. Dalam penelitian tersebut terdapat kajian arus lalulintas, aktivitas bisnis, kebutuhan pejalan kaki, dan fasilitas umum lainnya yang dibutuhkan.


Penataan kota yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kuningan didasarkan pada kebijakan untuk kesejahteraan masyarakat (_social welfare_), dimana aset Pemda digunakan untuk kepentingan masyarakat banyak daripada kepentingan investasi lainnya. mengutip statement Pj. Bupati Kuningan dan Sekretaris Daerah, kebijakan ini untuk memuliakan rekan-rekan pedagang untuk bisa tenang melakukan aktivitas ekonomi dan diakui legalitasnya oleh pemerintah.


Kebijakan ini dikaji, disusun, dan diimplementasikan melalui Tim Terpadu (Sekretaris Daerah, Asisten, Kepala Bagian Lingkup Setda, Diskopdagperin, Dishub, Satpol PP, DLH, DPUTR, BPKAD, Diskominfo, Camat dan Lurah setempat, dan seluruh unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah - Forkopimda, serta unsur akademisi) meliputi melakukan relokasi terhadap 364 PKL sekaligus kantung parkir ke tiga Puspa yaitu Puspa Siliwangi 196 PKL, Puspa Langlangbuana 59 PKL, dan Puspa Taman Kota sebanyak 109 PKL yang ditempatkan di lantai atas food court. Untuk PKL yang direlokasi sesuai dengan data yang terdaftar di paguyuban setiap area dan sudah ditetapkan dengan surat keputusan Bupati melalui Dinas terkait.


Selain itu juga Pemda menerapkan kebijakan mengalihkan lalulintas dari area pertokoan Siliwangi ke Jalan Langlang Buana dan Jalan Syeh Maulana Akbar. Selanjutnya menerapkan kebijakan pengalihan rute delman hias serta mengalihkan pangkalan delman hias dari seputaran Masjid Syiarul Islam ke lokasi baru disamping Gedung Juang.


Tujuan relokasi tentunya untuk menata kawasan perkotaan agar lebih tertib dan teratur serta menciptakan kawasan perekonomian baru. Tujuan penutupan jalan di area pertokoan Siliwangi untuk cipta kondisi agar PKL bisa bertahan di lokasi yang baru, dan membuka akses proses loading barang dan angkutan yang dibutuhkan para pemilik area pertokoan Siliwangi dengan buka tutup barier. Sedangkan untuk menuju pertokoan bisa diakses pengunjung bisa dari Puspa Langlangbuana dan dari Pasar Siliwangi Barat. Selain tujuan antara tersebut, penutupan Jalan Siliwangi bertujuan untuk memberikan ruang bagi pejalan kaki dan ruang publik, serta kedepan rekayasa lalulintas pusat kota bisa lebih fleksibel dimana Jalan Siliwangi bisa dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan dan masyarakat pengguna jalan sudah paham opsi rekayasa lalulintas yang bisa diterapkan di pusat kota. Misalkan seperti saat Nobar Timnas, maka jalan Siliwangi bisa dilakukan penutupan dan pengguna jalan sudah paham rekayasa lalulintas yang harus diikuti. Untuk tujuan tersebut, sepanjang area pertokoan Siliwangi sudah dilengkapi dengan lampu penerangan jalan umum, lampu hias tematik, tempat duduk sepanjang pertokoan, kursi estetik di setiap pojok, asesoris fasilitas umum, dan penyediaan koneksi internet gratis. 


Untuk pemindahan terminal delman hias bertujuan agar aktivitas peribadahan di Masjid Syiarul Islam lebih lancar dan lebih tertib tanpa terhalang oleh parkir delman hias, juga bertujuan agar kotoran kuda yang tercecer saat delman hias “ngetem” dapat segera dibersihkan karena di lokasi yang baru sudah disiapkan sarana untuk pembersihan kotoran kuda sekaligus saluran pembuangannya.


Selama penerapan kebijakan tersebut, Pemerintah daerah bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) melakukan evaluasi berkala. Hasil yang sangat dirasa diantaranya: 1) pusat kota menjadi tertib, 2)seputaran Masjid Syiarul Islam lebih bersih dan asri, 3) tumbuhnya komunitas ekonomi baru, 4) menurunnya pungutan liar, dan 5) peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) terutama dari sektor parkir. 


Ada target jangka panjang terkait kebijakan penataan pusat kota ini diantaranya: 1) menjadikan Kuningan kota wisata yang bersih dan tertib dengan destinasi kuliner 24 jam; 2) menumbuhkan kreatifitas seni budaya dan ekonomi kreatif di masing-masing Puspa karena di setiap Puspa disediakan fasilitas pentas seni budaya; 3) menjadikan pusat transaksi digital; 4) menjadikan pusat pengolahan sampah dari limbah penjualan menjadi pupuk organik dan sampah daur ulang, 5) pemberdayaan anak jalanan (anak punk) untuk dapat diberdayakan sesuai minat dan bakatnya.


Di sisi lain hasil evaluasi Tim terdapat 2 dampak signifikan yang perlu dilakukan penyesuaian implementasinya yaitu: *Pertama* permintaan pembukaan jalan dari pemilik pertokoan siliwangi karena dianggap menurunkan kunjungan konsumen, dan *Kedua* masih adanya PKL sekitar taman kota yang belum terelokasi ke lokasi yang baru karena keterbatasan ruang di area relokasi.


Terhadap 2 dampak tersebut, Pemerintah Daerah sedang mengambil langkah alternatif lanjutan yaitu:

1. Untuk permintaan pembukaan jalan dari pemilik pertokoan Siliwangi akan dilakukan pembukaan arus lalu lintas dengan pembatasan hanya kendaraan pribadi yang melintas, penyediaan jalur loading barang kiri kanan jalan untuk proses loading pertokoan Siliwangi. Selain itu terus dilakukan penambahan dan pembangunan fasilitas-fasilitas umum yang dibutuhkan sepanjang area pertokoan.

2. Untuk sisa PKL yang belum terelokasi sedang disiapkan penambahan area lapak PKL di Puspa Langlangbuana dan alih fungsi Pasar Rakyat Langlangbuana yg belum optimal digunakan oleh pedagang untuk berjual beli. Proses penataan sedang dilakukan agar lokasi yang baru layak digunakan. Proses lain yang sedang ditempuh adalah pendataan sasaran PKL yang akan direlokasi agar terpenuhi asas keadilan dimana satu orang atau satu keluarga hanya memiliki satu lapak untuk pemerataan. Dan tantangan berikutnya adalah memastikan bahwa area publik yang menurut peraturan perundang-undangan tidak diperbolehkan digunakan untuk berjualan atau aktivitas lainnya.

3. Melakukan kampanye budaya jalan kaki agar pola pikir dan budaya ingin mencapai tujuan secara langsung dapat dirubah.


Terakhir, implementasi kebijakan tentunya membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena selain proses pembangunan infrastruktur, juga merubah pola pikir dan budaya yang selama ini sudah turun temurun dilakukan. Kebijakan juga pasti tidak akan memberikan kepuasan bagi semua pihak, tetapi kebijakan idealnya tidak kaku dan dapat dievaluasi setiap saat untuk mampu memberikan dampak positif sesuai yang ditargetkan. 

"Roma tidak dibangun dalam satu malam"



Rabu, 24 April 2024

Jalan Siliwangi Di Pusat Kota Kabupaten Kuningan Tidak Boleh Dilintasi Kendaraan Apapun, Dan pembersihan Kaki Lima

KBO Lantas Polres Kuningan Ipda Cecep Iman Santoso yang lebih akrab di sapa Chepy, serta Kanit Gakum Iptu Martini


BenangmerahJalur Siliwangi mulai dari Cirendang hingga jalan Siliwangi kota, di tutup total, tidak bisa di lintasi ranmor bersumbu Tiga keatas. Bis dan Truck karena ada jaringan larangan mulai dari Cirendang dan Cijoho. Melainkan harus lewat Gunungkeling jika menuju arah Ciamis, yang ke arah Timur lewat Kedungarum, Lampu Merah jika yang mau ke Pasar Baru. Peraturan ini berlaku hingga waktu yang belum bisa ditentukan.


Untuk jalur rute trayek angkot 01, 02 dan angkot 03-04 tidak bisa masuk jalan Siliwangi di tengah kota, "Dari perempatan Citamba masuk kiri ke jalan langlang Buana. Sedangkan Untuk umum, kendaraannya di parkir di Puspa Siliwangi, namun hanya mampu dalam kapasitas 20 unit kendaraan roda 4, sedangkan area parkiran di Langlang Buana kapasitasnya lebih luas hingga mampu menampung kisaran 50 han kendaraan baik roda 4 maupun roda 2.


Iptu Martini Kanit Gakum Res 855 Kng dan Ipda Cecep Iman Santoso (Chepy) KBO Lantas, dalam obrolannya dengan media ini menyebutkan. "Banyak Truk-truk yang minta di buka di jalur Cirendang menuju pusat kota dan yang ke Pasar Baru, mereka para sopir Truk dan mobil Box untuk menurunkan muatannya di pasar baru," sebut Ipda Cecep Iman Santono saat bertugas di Pos jaga Citamba bersama Kanit Gakum Iptu Martini.


Diberlakukannya penutupan jalur Siliwangi oleh Pemda Kuningan ini, menimbulkan kontroversi masyarakat, terutama dari para pedagang dan toko toko serta para sopir angkot, di jalan Siliwangi yang merupakan jantungnya Kota Kabupaten Kuningan menjadi sunyi bagaikan kota mati, tentu saja karena hal ini berdampak cukup besar bagi mereka. Omset para pedagang kelontongan toko-toko Emas, toko toko elektronik menurun, "kalau toko Emas kan biasanya ada rame ada sepi, tapi tidak menurunkan omzet, tapi kalau diberlakukan peraturan seperti ini jelas berkurang," tutur beberapa toko Emas yang sempat di hubungi media ini.


Sejumlah penjabat dan petugas unsur terkait tampak tengah mencari solusi untuk di buka dan diaktifkan kembali jalan Siliwang yang merupakan jantung Kota Kuningan


Sepinya dagang dari pembeli, itu karena si pembeli diharuskan berjalan kaki dari area parkir baik, yang dari area parkir Langlang Buana, ataupun yang dari area parkir Taman Kota serta dari area parkir Puspa Siliwangi. Rata rata pembeli itu jadi malas berjalan kaki, selain itu juga ribetnya membawa barang barang belanjaan, tutur para pemilik Toko yang berjejer di Jalan Siliwangi Kuningan Kota. Selain itu, kata para pemilik toko di jalan siliwangi, kalau suasana seperti ini terus sudah dapat dipastikan akan berdampak pula pada pengurangan pajak penjualan akibat dari kurangnya pembeli, imbuhnya.


Hal senada juga disampaikan oleh para pedagang lainnya, "Omzet menjadi turun karena jarang pengunjung yang makan, semula pendapatan rata rata RP 2 Juta per hari, namun setelah ada perubahan jalan Siliwangi tidak bisa dilewati angkot serta mobil lainnya, pendapat menurun menjadi Rp 1,7 juta perhari. Biasa pendapatan diatas 2 juta perhari, itu dari mulai buka pukul 08.00 sampai pukul 22.00 malam," terang Danda Fadli Nur pengelola RM dan Resto. Ayam geprek Juara, Ayam goreng Majareka, Ayam geprek sembal Ijo, dan sambal terasi,  yang sudah selama hampir Tiga tahun. Berjualan di Jalan Siwangi Kuningan Kota ini.


Keluhan yang tidak begitu jauh dari dampak penutupan Jalan Siliwangi Kuningan Kota ini, adalah dari Toko PS electronic center, Tomy. 


"Repot karena tidak ada angkutan, repot berkurangnya yang belanja, bila di banding suasana jaman Covid dengan aturan pembatasan lalulintas seperti sekarang ini. Masih mending jaman Covid, masih banyak yang belanja, walaupun diberlakukan pembatasan jarak dan harus bermasker. Lah sekarang berkurang banget karena yang mau belanja enggan jalan kaki dan merasa risih dengan barang belanjaan yang harus di angkut ke tempat parkiran," terangnya. 


Rudi si pengelola Bakso ternama di Jalan Siliwangi Kuningan kota, juga merasakan dampak yang ditimbulkan dari larangan berbagai jenis kendaraan masuk Jalan Siliwangi, disertai kepindahan para pedagang kaki lima ke tempat baru di Puspa Siliwangi. 


"Dampak nya sih ada, penurunan omzet, ambil contoh dari minuman penyegar botol, biasanya terjual lebih dari 10 krat, sekarang hanya mampu terjual 4 sampai 6 krat saja, jelas berkurang," kata Rudi mengilustrasikan. (Mans Bom)

Popular 7 hari terakhir

Popular 30 hari terakhir

Popular sepanjang waktu