Wahyu Hidayah -->

Kategori Berita

Benang Merah: Wahyu Hidayah

Iklan Halaman Depan

Masukkan kode iklan di sini. Diwajibkan iklan ukuran 400px x 250px. Iklan ini akan tampil hanya di halaman utama.

News Feed

Tampilkan postingan dengan label Wahyu Hidayah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wahyu Hidayah. Tampilkan semua postingan

Rabu, 31 Juli 2024

Seminar Internasional Ubi Jalar & Temu Bisnis PERIPI Komda Jabar Wahyu : 'Pentingnya Inovasi dan Kolaborasi Sektor Pertanian Ubi Jalar'

 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan Dr. Wahyu Hidayah, M.Si, kemudian Prof KAI Zhang, PH.D (southwest univ. College of agronomy and biotechnology Chongqing, Tiongkok), Prof. Dr. Sc. Agr. Agung Karuniawan

Benangmerah, Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI) Komisariat Daerah Jawa Barat menggelar Seminar Internasional Ubi Jalar & Temu Bisnis PERIPI Komda Jabar yang digelar di Bale Sawala UNPAD Jatinangor Sumedang, Senin/29 Juli 2024. Acara ini bertujuan untuk mengangkat potensi ubi jalar sebagai komoditas unggulan dan memperkuat jaringan bisnis di sektor pertanian.


Seminar menghadirkan pembicara-pembicara terkemuka dari dalam dan luar negeri yang membahas berbagai topik terkait regulasi, inovasi, teknologi, serta strategi pemasaran dalam industri ubi jalar. Salah satu narasumber adalah Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan Dr. Wahyu Hidayah, M.Si, kemudian Prof KAI Zhang, PH.D (southwest univ. College of agronomy and biotechnology Chongqing, Tiongkok), Prof. Dr. Sc. Agr. Agung Karuniawan, Ir., M.Sc. Agr. (Ketua Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI) Komisariat Daerah Jawa Barat, dan narasumber lainnya. Acara ini menjadi sarana untuk temu bisnis yang menghubungkan petani, pengusaha, dan pemangku kepentingan lainnya dalam ekosistem ubi jalar. Kesempatan untuk melakukan networking, menjalin kemitraan, dan mengeksplorasi peluang bisnis baru.


Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan Dr. Wahyu Hidayah, M.Si dalam paparannya mengatakan untuk pengembangan budidaya ubi jalar di Kabupaten Kuningan, berada di 7 kecamatan yang menjadi sentra produksi ubi jalar yaitu di Kecamatan Kramatmulya, Kecamatan Jalaksana, Kecamatan Cilimus, Kecamatan Mandirancan, Kecamatan Pancalang, Kecamatan Cigandamekar dan Kecamatan Cipicung. Sentra ini merupakan bagian besar diwilayah Provinsi Jawa Barat dengan luas tanam 4855 ha, Panen 5042 ha, Produksi 108.496 ton dan Produktivitas 215,96 kw/ha. Komoditas ubi jalar di Kabupaten Kuningan sampai saat ini merupakan komoditas unggulan daerah, dimana petani dalam budidaya ubi jalar sudah mandiri, setiap tahun terus tanam. Adapun jenis varietas lokal ubi jalar yang dikembangkan/dibudidayakan di Kabupaten Kuningan yang sudah disertifikasi dari Kementan yaitu Kuningan Putih dan Kuningan Merah. Sedangkan varietas lainnya yang sudah di daftarkan/registrasi ke Balitkabi diantaranya varietas acret, eski, mano, asban, bocil, gaul dan bolu.


Menurut Wahyu, dukungan diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan, yang telah mengeluarkan regulasi diantaranya dengan menetapkan ubi jalar sebagai komoditas unggulan pada Master Plan Agropolitan Kabupaten Kuningan dalam Perda Kabupaten Kuningan No. 11 Tahun 2005 dan di kuatkan lagi dengan Perda Pembangunan Pangan Daerah No. 5 Tahun 2022 serta visi, misi Kabupaten Kuningan ( Kuningan Mandiri, Agamis dan Pinunjul Berbasis Desa Tahun 2023), Peraturan Bupati Kuningan Nomor 30 Tahun 2017 tentang Penggunaan Pangan Pituin ( Pangan Lokal ) di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan dan Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2022 tentang Pembangunan Pangan. Bentuk nyata dukungan melalui kebijakan lainnya, pemberian bantuan berupa alat mesin pertanian kepada petani. Tidak hanya inovasi saja, akan tetapi dukungan kolaborasi semua pihak sangat dibutuhkan untuk perkembangan sektor pertanian ubi jalar yang berkelanjutan.


Lebih lanjut Wahyu menjelaskan , pemasaran ubi jalar Kabupaten Kuningan berkembang sangat baik dengan melakukan ekspor ke luar negeri seperti Jepang, Korea, untuk pasar regional ubi segar dipasarkan ke wilayah Cirebon, Bandung, Bekasi, Cikampek, Tangerang, dan Semarang. Beberapa tempat wisata di kota besar, ubi jalar dipasarkan berupa olahan di tempat oleh-oleh seperti Jakarta, Bali, Bandung dan mini market.


“Usaha ubi jalar terbilang sangat menjanjikan, analisis pun telah dilakukan kepada kelompok tani ubi jalar, dimana komoditas ini sangat menguntungkan. setiap musim tanam dengan kapasitas produksi kurang lebih 20 ton/hektar, rata-rata penerimaan/hektar petani sebesar Rp. 30–40 Juta, dengan harga jual rata-rata Rp. 1.500–2.000/Kg. Apabila dikurangi dengan biaya operasional sebesar Rp. 13 juta, maka petani memiliki peluang untuk meraih keuntungan sebesar Rp. 17–27 juta/ musim tanam/ hektar. Variabel biaya terbesar adalah pada biaya tenaga kerja yang biasanya mencapai 60 persen dari total biaya operasional” jelas Wahyu. 


.(One)


Selasa, 10 Oktober 2023

Beberapa Kelompok Tani Di Kuningan Dapat Bantuan Alsintan. Koptan Rahayu Desa Nangka Bersyukur

Secara simbolis Bupati H. Acep Purnama di dampingi Kadistan Kabupaten Kuningan DR. Wahyu Hidayah menyerahkan Alsintan kepada Poktan


Benangmerah, Atas nama Pemerintah bantuan APBN, Bupati kuningan H. Acep Purnama Selasa (10/10/23) menyerahkan Alsintan sebanyak 23 unit kepada 20 Desa Kelompok Tani (Koptan). Bupati berpesan agar peralatan yang sudah diterima oleh para kelompok tani, di pelihara dengan baik agar bisa terus menerus di pergunakan untuk menggarap sawah atau ladang.


"Kalau rusak di perbaiki, jangan sampai hilang apalagi sampai berpindah tangan, karena si penerima manfaat mesin mesin ini diminta pertanggung jawaban melalui catatan pendataan penggunaannya," ungkapnya


Pesan ini disampaikan pada saat penyerahan sarana dan prasarana (Sapras) alat dan mesin pertanian (Alsintan) di halaman kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan kepada 23 kelompok tani. Bantuan Alsintan ini dari APBN melalui Ditjen Kementrian pertanian, bupati dalam menyerahkan Alsintan kepada koptan didampingi Kadis Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan Dr. Wahyu Hidayah.


Diterangkan Ari Mufikri Lufti Subkor Pengembangan sumber daya dan pengembangan pangan Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan, bantuan Alsintan sebanyak 29 unit kepada kelompok tani dari 20 Desa merupakan bantuan APBN tahun anggaran 2023 melalui Direktur Sapras Direktorat alat dan mesin pertanian kementrian pertanian. 


Para penerimaan bantuan bersama Bupati Kuningan dan Kepala Dinas Ketahanan pangan dan pertanian


Dengan diberi alat pertanian ini kami merasa terbantu untuk memperlancar proses kegiatan dalam bidang pertanian dan juga mempermudah warga tani kami dalam mengolah lahan tegalan yang kami miliki lahan garapan seluas 135 Ha digarap oleh kelompok tani Rahayu dengan anggota sebanyak 20 orang, dan memang banyak memerlukan tenaga cangkul. 


"Sekarang Upah tenaga cangkul antara 80 sampai 100 ribu, maka dengan bantuan mesin ini selain bisa menghemat biaya garapan juga mengantisipasi bila kekurangan tenaga cangkul yang terus naik," tetang Kades Nangka Sukmana.


Dengan bantuan mesin bajak, lanjutnya. Ini juga akan meningkatkan kapasitas kerja sehingga luas lahan tanaman dan intensitas tanam dapat meningkat, Juga dapat meningkatkan kualitas dalam ketepatan dan keseragaman proses tanam yang dapat diandalkan selain hasilnya juga kualitasnya akan terjamin. Kebetulan sekarang akan masuk pada musim tanam karena ada tata cara tanam, dan musim tanam antara bulan Oktober Nopember dan Desember yang umum disebut masyarakat tani kita 'Kapat' jadi kalau bukan musim tanam lalu di paksakan itu tidak akan maksimal hasilnya, papar Kades Nangka Kecamatan Kadugede Sukmana di dampingi Kadi Kesra Suryana, usai menerima bantuan Kultivator. *(Mans Bom)*

Popular 7 hari terakhir

Popular 30 hari terakhir

Popular sepanjang waktu