Indeks Berita | Benang Merah -->

Kategori Berita

Benang Merah

Iklan Halaman Depan

Masukkan kode iklan di sini. Diwajibkan iklan ukuran 400px x 250px. Iklan ini akan tampil hanya di halaman utama.

News Feed

Rabu, 19 Oktober 2022

Banyak Kegiatan, Kepala SMPN 1 Kuningan Merasa Dana BOS Yang diterima 'Kurang'

SMPN 1 Kuningan, Kabupaten Kuningan


Benang Merah - SMPN 1 kuningan merupakan salah satu sekolah pavorit yang ada di kabupaten Kuningan. Dengan jumlah siswa yang hampir mencapai 1000, banyak orang tua siswa yg ingin menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut.


Baru baru ini, tepatnya, Selasa (18/10) redaksi media online benangmerah.co.id dan allkuningan.com mendatangi SMPN 1 Kuningan dan menemui kepala sekolah H Adang Kusdiana guna melakukan konfirmasi terkait inplementasi anggaran dana bos yg di nilai cukup besar,  per triwulan mencapai 275jt.(mengikuti jumlah siswa).


Dalam hasil konfirmasi tersebut kepala sekolah SMPN 1 Kuningan, H. Adang mengeluh dengan kurangnya anggaran dana BOS yang diterima dibandingkan dengan banyaknya kegiatan sekolah. 


"Disini boleh dibilang 'high cost' karena banyaknya kegiatan eskul, bahkan terkadang mencari dana talangan, sebelum dana BOS turun",  terangnya.


Cukup aneh dan disayangkan kalau kepala sekolah mengeluh akan kurangnya dana BOS. Sementara seperti kita ketahui anggaran dana tersebut mengikuti jumlah siswa. Artinya setiap penerimaan akan disesuaikan dengan jumlah pengeluaran sesuai dengan RKAS yang telah ditetapkan sekolah.


Dalam acuan dana BOS pun tentunya harus mengikuti  aturan dan mekanisme yang ada. Dimana didalamnya ada beberapa asnap atau point point yg harus mengikuti. Sekolah tinggal menetapkan skala prioritas kegiatan yang dituangkan dalam RKAS sekolah. 


Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah yang selanjutnya disingkat RKAS adalah rencana biaya dan pendanaan program atau kegiatan untuk 1 (satu) tahun anggaran baik yang bersifat strategis ataupun rutin yang diterima dan dikelola langsung oleh sekolah.


Berdasarkan Undang Undang No 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik,  Dana BOS merupakan anggaran negara yang wajib diketahui publik, terbuka dan transparansi. Heran dan sangat di sayangkan kalo sekelas SMPN 1 kuningan masih merasa kurang dengan anggaran dana BOS


Ini tentunya perlu kajian dan pertanyaan lebih lanjut dari pihak terkait.


(Yesi)

Jaga Kondusifitas Jelang Pemilu, Bangun kuningan Untuk Rakyat

Para awak media pose bersama Dandim serta Kasdim 0615/Kng usai cofee morning dalam jumpa pertamanya


Benang Merah - Selasa (18/10/2022) Dandim 0615/Kuningan Letkol Inf Bambang Kurniawan gelar Coffee Morning sekaligus konsolidasi dengan para Jurnalis/Wartawan Kuningan, di Makodim 0615 Kuningan. 


Dihadapan jurnalis, Dandim memohon maaf karena sejak bertugas di Kabupaten Kuningan ini, baru bisa bersilaturahmi dengan para awak jurnalis saat ini.


 “Mohon maaf, baru saat ini kita bisa bersilaturahmi dengan kawan kawan Wartawan,” sapa Dandim 0615 Kuningan Letkol Inf Bambang Kurniawan. 


Di Barak militer Dandim 0615/Kng cofee morning baerasama para awak media Kuningan


Dandim menegaskan, bahwa pusat pergerakan informasi ada di wartawan. Jadi Ia sangat berharap, wartawan sebagai sahabat bisa ikut bersama TNI menjaga kondusifitas. Terlebih Tahun 2023 hingga 2024 ada tahapan pemilu. Dimana situasi akan sangat memanas, tuturnya. 


“Di situasi itu, wartawan bisa berkolaborasi dengan unit-unit kita di lapangan untuk menjaga kondusifitas,” pinta Bambang. 


Bambang juga tegas tidak mau menganggu independensi wartawan karena kerja wartawan sudah diatur oleh undang-undang. Ia juga minta untuk saling menjaga dan membantu proses pembangunan di Kuningan serta memberitakan hal hal yang positif dan membangun. 


Terkait proses Pemilu 2024, Bambang juga menegaskan TNI dalam posisi netral. Maka, kepada setiap parpol, Ia meminta tidak mengganggu netralitas anggotanya.


“Akan saya proses sesuai dengan prosedur yang berlaku. Dan, saya sudah warning anggota. Hukumnya bagi anggota, sama seperti kasus narkoba,” tegas Dandim dalam cakapan singkatnya dengan awak media (Mans Bom)

Minggu, 16 Oktober 2022

ICW Mencatat Korupsi dibidang Pendidikan, Sebagian Besar Melibatkan Penggunaan Dana BOS

 


Benang Merah - Sektor pendidikan selalu menjadi sasaran empuk korupsi. Berbagai kasus telah ditemukan mulai dari oknum guru (bendahara), kepala sekolah, dinas pendidikan hingga tingkat pusat. Tindakan ini tentu tidak bisa ditolerir, mengingat pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk generasi masa depan.


Masalah ini memiliki akar penyebab yang sama, yaitu korupsi dibidang pendidikan, yang dilakukan oleh berbagai pejabat lembaga pendidikan mulai dari guru, kepala sekolah dinas pendidikan, bupati, gubernur hingga kementerian pendidikan. Semua merupakan sistem yang tidak terpisahkan. Korupsi ini dapat terjadi karena sistem pengendalian yang lemah, sehingga menciptakan ruang manipulasi yang besar.


Hasil riset Indonesian Coruption Word (ICW) tercatat korupsi dibidang pendidikan masuk 5 besar kasus korupsi. Kerugian negara diperkirakan mencapapi 1,6 triliun setiap tahun dari total anggaran 621,3 triliun sektor pendidikan yang meliputi, Bantuan Operasional Sekolah, KIP dan PIP


Dengan adanya tantangan tersebut, upaya peningkatan layanan pendidikan terancam melambat dan kenaikan anggaran tidak akan banyak berdampak.


ICW mencatat dari 240 kasus korupsi dibidang pendidikan, sebagian besar melibatkan penggunaan dana BOS atau 52 kasus, atau 21,7 dari total kasus dana BOS tetap ada meski model penyaluran dana berubah sejak tahun 2020 dari yang sebelumnya ditransfer ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) oleh Departemen Keuangan menjadi ditransfer langsung ke rekening sekolah.


Lemahnya sistem pemeriksaan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) atau yang lebih dikenal Inspektorat juga seolah mendukung terciptanya ruang manipulasi yang besar. Hal ini diduga terjadi juga di daerah kabupaten Kuningan. LHP inspektorat terkait dana BOS yang tidak bisa dikonsumsi publik sebagai bentuk keterbukaan informasi publik diduga menjadi salah satu lemahnya sistem pengawasan dari publik.


.(Irwan)

Wujudkan Sekolah BERSINAR, SMPN 7 Kuningan MoU Dengan BNNK

 

MoU Antara BNNK Kuningan dengan SMPN 7 Kuningan dan Deklarasi Sekolah BERSINAR

Benang Merah - Untuk mencapai tujuan program pencegahan penyalahgunaan Narkoba dengan fasilitator di lingkungan sekolah, perlu menghimpun dukungan semua komponen masyarakat atau melibatkan semua pihak yang terkait . Ini merupakan Strategi dan Kebijakan P4GN di Lingkungan Pendidikan dalan Upaya Mewujudkan Sekolah Bersih Narkoba (BERSINAR).


SMP Negeri 7 Kuningan pada hari Jumat (14/10) telah melaksanakan MoU dengan BNNK Kuningan, pembentukan Satgas Anti Narkoba, dan Deklarasi Sekolah BERSINAR (BERSIH NARKOBA). Penandatanganan dilakukan Kepala Sekolah dan Kepala BNNK Kuningan di SMPN 7 Kuningan.


Hadir dalam acara tersebut kepala SMPN 7 Kuningan, EFENDI, M.M.Pd beserta jajaran sekolah dan kepala BNNK Kuningan, AKBP YAYA SATYANAGARA, SH beserta jajarannya.


"SMPN 7 Kuningan merupakan SMP pertama yang mengadakan MoU dg BNNK Kuningan. Semoga ini menjadi inspirasi bagi sekolah lain demi terwujudnya Sekolah BERSINAR," ungkap Effendi.


Regulasi tentang Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dalam dunia pendidikan antara lain Penentuan lingkungan sebagai sasaran pelaksanaan kegiatan pencegahan penyalahgunaan Narkoba, Pembentukan tim pelaksana pencegahan di lingkungan sekolah, Pembekalan tim pelaksana program di bidang pencegahan, Penelaahan permasalahan atau kebutuhan, Pembuatan rencana aksi, Pelaksanaan kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekolah, serta Monitoring dan Evaluasi (pelaporan).


Menurut Kepala BNNK Kuningan, Yaya Satyanagara, SH, banyak faktor yang mempengaruhi mengapa remaja menggunakan narkoba, antara lain yaitu Perasaan Galau, Peralihan masa kanak/remaja ke dewasa, Pemberontakan, Separasi otoritas orang tua dan mencari identitas, Keingintahuan, Dorongan kuat untuk eskplorasi dunia sekitarnya, Tekanan kawan, Dorongan dari kawan yang memaksa untuk ikut mencoba.


Yaya juga menghimbau sebaiknya setiap orangtua dapat menilai dan melakukan observasi kepada putra-putri bila ditemukan suatu perubahan. Perubahan yang timbul bisa dinilai dari gejala fisik/klinis, perubahan sikap dan perilaku atau hal-hal lain yang berkait dengan masalah penyalahgunaan narkoba (ditemukan barang atau alat tertentu). Setelah dilakukan observasi maka langkah selanjutnya melakukan intervensi dini agar tidak memperoleh kondisi yang telah dan akan terjadi.


.(Irwan)



Sabtu, 15 Oktober 2022

SMP Negeri 1 Luragung, Raih Banyak Prestasi di Bidang Olahraga

 

Kepala SMPN 1 Luragung, H. Aan Sutisna, M.Pd

Benang Merah - Sebagai ex-Sekolah Bina Internasional (SBI), SMP Negeri 1 Luragung banyak meraih prestasi dibidang olahraga yang patut dibanggakan. Sebut saja bola voli putra/putri yang berhasil merajai di tingkat kabupaten Kuningan level SMP/MTs. 


Hal demikian dikatakan Kepala SMPN 1 Luragung, Drs. H. Aan Sutisna, M.Pd didampingi bendahara sekolah, Uun saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (14/10). 


"Begitu menjabat sebagai kepala sekolah di sini, saya bersama guru-guru berusaha memperbaiki beberapa bidang yang perlu diperbaiki, baik dari sisi sarana prasarana maupun prestasi. Prestasi yang menonjol dibidang olahraga adalah bola voli putra/putri yang tidak ada tandingannya ditingkat SMP fi kabupaten Kuningan," ungkap Aan dengan bangganya.


Prestasi SMP Negeri 1 Luragung di cabang pencak silat


Disamping itu, lanjutnya, beberapa cabang olah raga yang lain juga berhasil meraih prestasi, seperti, Basket Putra ke-3, Putri ke-4, PKS juara umum tingkat kabupaten kuningan. Kemudian terbaru, Pencak Silat berhasil menjadi juara 1 dalam Pestival Pasanggiri Pencak Silat di GOR Ewangga (5-9) oktober 2022.


"Untuk sarana sekarang bisa dilihat sekolah terlihat rapih dan indah. Sebelumnya saat pertama saya di sini cat tembok saja banyak mengelupas. Alhamdulillah sedikit-sedikit sekarang sudah rapih," pungkas Aan.


.(Irwan)

Pelaksanaan BLT DD dan BLT BBM Desa Rambatan Berlangsung Tertib dan Kondusif

 

Kepala Desa Rambatan, Adis (kanan) didampingi Sekdes, Mulyadi (kiri)

Benang Merah - Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah dalam membantu membantu masyarakat miskin telah rampung sampai dengan bulan September 2022. Di desa Rambatan sendiri penyaluran kedua bantuan tersebut berlangsung tertib dan kondusif.


Sebanyak 40% dari jumlah Dana Desa telah selesaI disalurkan pihak pemerintah desa Rambatan kecamatan Ciniru kepada 106 penerima manfaat masing-masing 300 ribu. Hal ini sesuai dengan peraturan menteri keuangan Republik Indonesia.


"Ada 106 penerima BLT DD di desa kami. Sampai hari ini telah disalurkan untuk bulan September. Sementara untuk BLT BBM, kami pemerintah desa belum menerima rekap penerima bantuan dari kantor POS kecamatan. Berapa jumlah penerima dan siapa saja penerima bantuan tersebut, datanya masih ada di kantor POS," jelas kepala desa Rambatan, Adis melalui sekretaris desa, Mulyadi.


Mulyadi mengatakan bahwa untuk BLT bulan Oktober, November dan Desember 2022 masih menunggu pencairan Dana Desa tahap terakhir. Saat ini masih dalam proses pin book.


Pihak desa Rambatan melalui kasi pelayanan selama ini selalu melaporkan data DTKS secara online. Sehingga setiap bulan selalu update data kepada Kemensos.


.(Irwan)

Kamis, 29 September 2022

Pelaksanaan DAK Fisik Pendidikan Sarat Kepentingan, Ketua Gapensi Buka Suara

Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan


Benang Merah - Kebijakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Kuningan terkait pemilihan Swakelola tipe 3 dalam pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Fisik Pendidikan tahun 2022 dinilai berpotensi menimbulkan 2 hal, diantaranya, markup RAB atau pengurangan volume pekerjaan dan Sarat Kepentingan para pejabat.


Markup atau Pengurangan Volume Pekerjaan


Hal ini didasarkan pada perencanaan pekerjaan secara swakelola. Dengan jenis pekerjaan secara swakelola dapat dipastikan tidak terdapat biaya profit dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB), sementara pelaksana merupakan asosiasi profesi yang sudah jelas mengharapkan profit dari suatu pekerjaan. Apabila dibandingkan jenis pengadaan barang dan jasa konstruksi secara kontraktual yang sudah jelas tertera dalam RAB ada profit sebesar 10-15 persen.


Dikatakan salah satu konsultan DAK Pendidikan kabupaten Kuningan, I Made, dalam penyusunan RAB Swakelola berbeda dengan Kontraktual. 


"Kalau kontraktual itu jelas dalam RAB ada profit bagi pengusaha atau rekanan dan PPN, namun dalam Swakelola tidak ada profit dan PPN dalam RAB. Namun kita juga tetap lakukan pengawasan jangan sampai ada volume yang dikurangi," ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.


Baca Juga : Pelatihan K3 Konstruksi Libatkan Tiga Asosiasi. Bagaimana Dengan Proses Paket Pekerjaan?


Baca Juga : DAK Pendidikan Tahun 2022 Dilaksanakan Secara Swakelola Tipe III. Mekanisme Verifikasi Jadi Sorotan


Sarat Kepentingan para pejabat


Sementara di tempat terpisah Ketua BPC Gapensi kabupaten Kuningan H. Hilwan Arif, mengungkapkan bahwa meskipun Gapensi merupakan satu-satunya organisasi profesi yang ditunjuk dan melakukan MoU dengan dinas pendidikan kabupaten Kuningan dalam pelaksanaan DAK fisik, akan tetapi kenyataannya hanya 24 pesen dari total anggaran (sekitar 57 milayar)  yang dikerjakan Gapensi.


Ketua BPC Gapensi Kabupaten Kuningan, H. Hilwan Arif


"Perlu diketahui dalam pelaksanaan DAK fisik pendidikan tahun 2022 secara swakelola, hanya 24 persen yang dikerjakan oleh orang Gapensi, sisanya diluar gapensi. Saya sadar bahwa dalam hal ini pemerintah membutuhkan kondusifitas. Banyak orang diluar gapensi yang dapat dan ditunjuk langsung oleh pemegang kebijakan, namun tetap monitoring kami lakukan agar kualitas bisa terjaga," ungkapnya Rabu (28/9).


H. Hilwan menambahkan dalam hal pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari pemerintah masih jauh dari profesionalisme, karena masih banyaknya orang yang mendapatkan paket pekerjaan, namun tidak punya perusahaan. Contohnya dalam pelaksanaan DAK Fisik Pendidikan yang saat ini sedang berjalan. 


"Kami tahu persis, karena baik yang dikerjakan orang Gapensi maupun diluar Gapensi kita monitoring semua. Sebab Gapensi punya tanggung jawab atas MoU yang dibuat dengan pemerintah. Jadi kita bisa tahu siapa pemilik pekerjaan dan siapa yang ngasih pekerjaannya," imbuhnya.


Alhasil, dari Swakelola tipe 3 secara tidak langsung memberikan keleluasaan bagi pemegang kebijakan untuk membagi pekerjaan sesuai dengan kepentingannya. Sebab dalam mengerjakan swakelola tipe ini tidak diperlukan badan usaha baik CV maupun PT sebagai syarat. Sehingga berpotensi sarat akan kepentingan pemangku kebijakan.


.(Irwan)

Tingkatkan Kerjasama, Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Kuningan Bisa Lakukan Pembayaran Uang Kuliah di Bank Kuningan

Penandatangan MoU dilaksanakan di Saung Ema dihadiri Pengurus dari Keduabelah Pihak


Benang Merah – Setelah sebelumnya STKIP melakukan kerjasama dengan Bank Kuningan dalam hal pinjaman dosen dan pegawai serta pasti atau tabungan berjangka untuk THR bagi para dosen dan pegawai, pada hari Rabu (28/9) kembali melakukan MoU untuk layanan jasa perbankan lainnya.


Kegiatan penandatanganan MOU tersebut dilaksanakan di Saung Ema yang dihadiri Abdul Manan, M.Pd selaku ketua STKIP Muhammadiyah Kuningan dan H. Dodo Warda, SE selaku Dirut Bank Kuningan.


Nanan bersyukur hari itu dilakukan MOU dengan Bank Kuningan. Selain produk pinjaman serta tabungan yang sudah berjalan, mulai hari itu mahasiswa STKIP Muhammadiyah Kuningan dapat melakukan pembayaran uang kuliah di Bank Kuningan.


Pihaknya yakin dan percaya bahwa kerjasama ini akan menguntungkan kedua belah pihak. Dan bagi mahasiswa akan lebih memudahkan layanan dalam hal pembayaran uang kuliah. Karena selain pelayanannya yang ramah dan memuaskan yang telah pihaknya rasakan selama ini juga karena Bank Kuningan mempunyai kantor cabang yang tersebar di hampir seluruh pelosok Kabupaten Kuningan.


“Sehingga memudahkan bagi mahasiswa dalam melakukan pembayaran,” ujarnya.


Dalam kesempatan yang sama Dewan Pengawas Bank Kuningan Drs. H. Kamil ganda Permadi, MM dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas telah bermitranya STKIP Muhammadiyah Kuningan. Pihaknya berkomitmen akan terus meningkatkan kualitas produk serta layanan agar seluruh Mitra bank Kuningan dapat terpuaskan.


“Hal tersebut sesuai dengan visi kami yakni menjadi pilihan masyarakat Kuningan tahun 2024,” tandasnya.


Kamil juga mengatakan bahwa momentum MOU ini dapat mempererat tali silaturahmi dan dapat mengobarkan semangat perjuangan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


“Yang mana STKIP Muhammadiyah Kuningan konsen dalam bidang keilmuan dan pendidikan yang pada akhirnya akan meningkatkan indeks pembangunan manusia di Kabupaten Kuningan dan Bank Kuningan konsen dalam peningkatan ekonomi masyarakat melalui produk-produk yang ada di Bank Kuningan yang pada akhirnya juga kedua institusi ini dapat dirasakan manfaatnya untuk seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Kuningan,” ungkapnya.


(Yesi)

Rabu, 28 September 2022

Metode SMK Pertiwi Kuningan Dengan Olah Fikir, Olah Rasa, Olah Raga. Kini Masuk Usia 43 Tahun

Kolam Renang fasilitas olah raga di SMK Pertiwi resmi di buka Wakil Bupati


Benang Merah - Sejak saya menjabat hingga sekarang SMK Pertiwi ini perkembangannya pesat dan selalu berinovasi kita harus bangga memiliki SMK pertiwi, SMK pertiwi ini membantu Kabupaten Kuningan karena siswanya juga tidak hanya dari kuningan saja tetapi banyak dari luar Kabupaten Kuningan dalam masalah pemasaran dan juga pengenalan Kabupaten kuningan. 


Hal itu disampakan oleh Wabup Rido Suganda didampingi Sekda Dian Rahmat Yanuar dalam kesempatan perayaan hari ulang tahun ke 43 SMK Pertiwi Kuningan yang juga sekaligus pembukaan Kolam Renang di area sekolah yang awal di bangun tahun 1979 telah banyak menciptakan pelajar pelajar handal. 


"Kita lihat dari fasilitas kini dilengkapi dengan Kolam renang serta lainnya, tak jarang saya menggunkan fasilitas olah raga di sini karena cukup representatif yang bisa di gunakan pertandingan level amatir, ya ini juga perlu kita jadikan motivasi untuk pemkab Kuningan dan juga bisa terus mendorong lembaga pendidikan, SMK Pertiwi harus mensuport kita semoga dengan sinergitas bisa meujudkan Kuningan lebih baik lagi dengan anak anak yang trampil dan siap bersaing di masa yang akan datang karena kurikulum di SMK Pertiwi ini cukup beragam hingga dunia perbank kan juga ada," kata Wabup Ridho Suganda penuh harap.


Sekolah satu satunya di Jawa barat yang memiliki kolam renang SMK pertiwi Kabupaten Kuningan, Dea Ariana Vamitrianto selaku Kepala Sekolah mengatakan, satu satunya sekolah yang di tunjuk oleh Kemendikbud ristek menerapkan kurikulum prototif merdeka dan pusat keunggulan, di SMK menerapkan semua kurikulum berbasis Projek. Jadi projeknya semua siswa tidak hanya oleh fikir saja tetapi olah hati, olah rasa, dan olah raga. Pengembangan empat olah tadi itu harus seimbang harus bisa diangkat potensinya, jadi itu penting karena setelah lulus sekolah rata rata mereka itu kan bekerja jadi fisiknya harus kuat, karena itu untuk bekal ketika check fisik atau tes medikal check up juga akan di lakukan ketika akan masuk tes bekerja.


Wabup Kuningan Ridho Suganda di dampingi Sekda Dian Rahmat Yanuar, Ketua Yayasan Asep Fadila, serta Kepsek SMK Pertiwi Dea Vamitrianto usai menggunting pita


Kolam renang ini salah satu kebutuhan eskul di sekolah untuk meningkatkan prestasi di bidang olah raga renang selain itu, juga untuk meningkatkan daya tahan fisik siswa ketika di check up, jadi ful basic dengan empat poin tadi olah fikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga. SMK Pertiwi ini sudah melepas kelulusan hampir 13.000 alumni dan sekarang juga ada pemilihan ketua alumni baru, dan rencana di Bulan Mei ada reuni akbar. Rata rata sudah bekerja, jadi kepala bengkel, mekanik bahkan juga ada yang sudah jadi Bos Jhon yang di Kaliaren itu alumbi kita, terang Kepsek SMK Pertiwi Dea.


"Siswa siswi SMK Pertiwi yang wirausaha sekitar lima persen dan yang melanjutkan kuliah sekitar sepuluh persen, ini kualitas sekolahnya sendiri, secara alumni atau lulusanya sukses berarti sekolahnya sukses, itu yang pertama, kedua sarana, dan kurikulum, dan ke Empat di bidang pendidikannya, kita juga akan mengembangkan bisinis centre dlokasi baru sebelah barat sekolah pinggir jalan persis, kita akn mengembangkan projek kewira usahaan, jadi siswa nanti sambil berwira usaha untuk biasa membiayai sekolahnya sindiri, nantinya akan secara otomatis telah terdidik kewira usahaan mandiri," pungkas Dea Ariana Vamitrianto kepada awak media ini. (Mans Bom)

Senin, 26 September 2022

Mengukur Daya Serap Alumni, SMKN 5 Kuningan Gelar Workshop 'Trecer Study'

Workshop Penyusunan Program Penelusuran Tamatan Tracer Study di SMKN 5 Kuningan


Benang Merah - Kebanyak alumni sekolah sulit untuk ditelusuri keberadaannya di dunia kerja ataupun wirausaha. Hal ini mendorong pihak pemerintah ikut mempasilitas sekolah dengan aplikasi Tracer Study Kemendikbud vokasi melalui link tracervokasi.kemendikbud.go.id


Untuk mendalami program tersebut, SMKN 5 Kuningan menggelar Workshop Penyusunan Program Penelusuran Tamatan Tracer Study. Dengan program dan aplikasi ini, pihak sekolah bisa menelusuri seberapa besar keterserapan alumni di dunia kerja, melanjutkan atau wirausaha. Selain itu, program sekolah juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan hasil dari Tracer study agar juga mendapatkan umpan balik dari Alumni.


Dalam workshop ini dihadiri pemateri bpk Rofan Ajis, ST, MT dan seluruh peserta workshop yang dilaksanakan di aula SMKN 5 Kuningan, Senin (26/9).


Kepala SMKN 5 Kuningan, Effendi berharap melalui workshop semua guru dan tenaga pendidik bisa memahami dan mengetahui daya serap alumni, sehingga bisa disesuaikan dengan program sekolah.


"sangat penting bagi sekolah sebab selain itu hasil dari tracer study bisa menjadi tolak ukur keberhasilan suatu program sekolah karena bisa dievaluasi tiap tahun oleh sekolah," ungkapnya.


.(Irwan)

Popular 7 hari terakhir

Popular 30 hari terakhir

Popular sepanjang waktu